Cerita Deng Elys Manis, Dulu Bekerja Jadi Buruh Sawah Kini Jadi Selebgram dengan Logat Bugis

Elys bercerita, dirinya ditinggal ayahnya saat umur 5 tahun.

Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, di kampungnya belum ada listrik.

Kehidupan Elys jauh dari kota Watampone di pinggiran Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone.

Ia hanya mengandalkan pelita sebagai penerangan belajar bila malam.

Elys mengenang masa-masa sulitnya di saat menempuh pendidikan.

"Saya pergi ke sekolah selama enam tahun tidak pernah pakai baju baru dan sepatu baru," katanya.

Namun ia bersyukur, sebab sepupunya dari Kota memberikan sepatu.

Masih terang di ingatan Elys waktu sepatu merek 'loggo' diberikan oleh sepupunya.

Ternyata Elys berprestasi di sekolah, ia selalu juara kelas ketika di bangku sekolah dasar.

Memasuki sekolah menengah pertama, ia mengaku sering dipinjamkan uang dari tetangga untuk biaya pendidikan.

Saat beranjak remaja, Elys menitihkan air mata ketika ia melihat teman seusianya berangkat sekolah menengah atas.

Lantaran dirinya harus bekerja keras untuk menyambung hidup bersama ibunya.

Sebab bapaknya telah tiada saat dirinya belum masuk sekolah dasar.

Sejak videonya viral, ia kemudian fokus menjadi kreator konten.

Usahanya diapresiasi masyarakat Bone, terlebih warga Bugis yang merantau di luar Sulawesi.

Cita-cita Elys dalam waktu dekat adalah ingin menikah.

Namun sayang, sang pangeran belum datang melamar.

Elys pun sekarang melanjutkan pendidikan di kampus swasta di Bone.

"Saya ingin jadi dosen, saya punya visi menghapus stigma masyarakat kalau kampus swasta itu kalah saing dengan negeri," begitu katanya penuh semangat. (*)

Laporan Kontributor TribunBone.com - Kasdar