Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengeroyokan di Maros

Pria Asal Maros Babak Belur Dikeroyok Pamannya Usai Dituduh Curi Kambing, Dua Pelaku Sudah Ditangkap

Seorang pria asal Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Akbar (80) babak belur dikeroyok sanak keluarganya.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sudirman
Polsek Lau
Proses pelepasan cincin dari tangan korban pengeroyokan yang membengkak 

TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Seorang pria asal Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Akbar (80) babak belur dikeroyok sanak keluarganya.

Pelaku pengeroyokan pria 40 tahun tersebut diketahui berjumlah empat orang.

Kapolsek Lau, AKP Makmur mengatakan, dua dari empat pelaku berhasil diamankan, Kamis (3/2/2022).

“Pelaku pengeroyokan sudah kami amankan dua orang. Haji Syukur bersama anaknya. Sementara lainnya masih pengejaran,” katanya.

Baca juga: Korupsi Dana Desa Rp1,4 M, Nasib Suryani Kepala Desa Bonto Manurung Ditentukan Kejari Maros

Baca juga: Kisah Murid SD di Maros Tak Sekolah Gegara Biaya, Guru Kumpul Donasi Beli Perlengkapan Belajar

Makmur mengatakan, perseteruan ini bermula ketika korban dituduh mencuri kambing milik Syukur.

"Namun korban tidak terima, kemudian menganiaya pamanya yang bernama Syukur," ujarnya.

Setelah itu, korban sempat kabur ke Kalimantan pada bulan September 2021 lalu.

“Pada akhirnya dibuatkan DPO,” ujarnya. 

Setelah mendengar kabar kepulangan Akbar, Syukur pun naik pitam kemudian melakukan penganiayaan.

“Baru beberapa hari yang lalu yang bersangkutan kembali dari kalimantan dan ketahuan keluarganya Haji Syukur. Beliau datang ke TKP terjadi penganiayaan,” tuturnya. 

Korban pun mendapatkan sejumlah luka di tubuhnya akibat penganiayaan tersebut.

Bahkan tangannya sempat membengkak akibat dipukul batu.

Ia pun harus menerima pertolongan dari damkar Maros untuk mengeluarkan cincin dari tangannya yang membengkak.

Ibu korban, Ida pun merasa sangat prihatin dengan apa yang menimpa anaknya tersebut.

"Sempat dituduh mencuri kambing, tapi karena tidak ada buktinya, ia pun pergi merantau di luar kota," ujarnya.

Ia pun menitikkan air mata kala saat menceritakan kemalangan anaknnya.

"Sempat mau di rujuk ke rumah sakit. Tapi saya bilang ndak usah karena biaya besar itu, sementara kita sehari-hari makannya susah," tutupnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved