Semarak Imlek 2573
Ritual Imlek Warga Tionghoa, Buat Doa di Pohon Pengharapan
Ada banyak ritual unik yang dilakukan masyarakat Tionghoa pada perayaan Imlek, salah satunya menuliskan harapan-harapan di pohon pengharapan.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ada banyak ritual unik yang dilakukan masyarakat Tionghoa pada perayaan Imlek, salah satunya menuliskan harapan-harapan di pohon pengharapan.
Pada umumnya, aktivitas yang dilakukan saat mengunjungi klenteng atau Vihara adalah beribadah, mengucapkan doa dan berterimakasih kepada dewa-dewi kepercayaan mereka.
Menuliskan harapan di pohon harapan menjadi salah satu rangkaian ritual ibadah.
Sebelum berdoa dan memuji para dewa-dewi atau Sang Buddha, umat Tionghoa mengambil pohon pita harapan yang telah tersedia.
Ada banyak macam doa yang telah tertulis di atas pita harapan tersebut.
Antara lain mendoakan segala usaha sukses, mendoakan langgeng selamanya, mendoakan, mujur sesuai keinginan.
Kemudian mendoakan pendidikan berhasil, mendoakan pasangan selalu setia, mendoakan usaha lancar, mendoakan seluruh keluarga rukun, hingga doa mendapatkan pertolongan dari orang agung.
Warnanya pun beragam, merah, merah muda, dan kuning emas.
Baca juga: Breaking News: Jalan Sulawesi Harum Semerbak, Warga Tionghoa Ramai-ramai Ibadah di Klenteng Xian Ma
Baca juga: Suka Cita Imlek, 100 Polisi Siaga di Kawasan Pecinan Makassar Hingga 8 Februari
Para jemaat sisa menulis nama dan alamat di atas pita harapan tersebut.
Setelah itu pita tersebut digantung di pohon harapan yang telah disediakan di masing-masing klenteng atau Vihara.
Salah satu jemaat, Rony mengatakan, pohon pengharapan tersebut dipercayai bisa memberkati permintaan dalam setahun.
"Lewat pohon pengharapan ini kami berdoa sesuai apa yang kami harapkan pada tahun ini," ucapnya kepada Tribun Timur, Selasa (1/2/2022).
Secara umum, doa yang diinginkan pada tahun ini agar pandemi segera berlalu.
Menurutnya, pandemi betul-betul banyak mengubah segala sektor kehidupan manusia, utamanya kesehatan.
Biasanya, momentum Imlek menjadi ajang silaturahmi bersama keluarga, tetapi dua tahun belakangan ini tidak lagi seperti biasanya, pembatasan terpaksa dilalukan untuk mencegah penyebaran pandemi.
"Kami semua merasa was-was akan hadirnya pandemi, semoga tahun ini jadi tahun yang lebih baik," pungkasnya. (*)