Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Minyak Goreng

Padahal Harga Turun Lagi 1 Februari 2022, Kenapa Minyak Goreng Jadi Langka?

Secara hitung-hitungan pihak produsen minyak goreng sudah sangat cukup dalam memproduksi dan mengedarkan minyak goreng.

Editor: Hasriyani Latif
samba/tribun timur
Minyak goreng di Toko Ternate, Jl Persatuan Raya Sinjai, Kamis (20/1/2022). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kementerian Perdagangan akan memberlakukan aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng.

Adapun minyak goreng curah HET ditetapkan Rp 11.500.

Harga ini akan berlaku mulai besok, Selasa (1/2/2022).

Baca juga: Rincian Harga Minyak Goreng Kemasan Premium dan Curah Berlaku 1 Februari 2022, Paling Mahal Rp14.000

Baca juga: Bulan Depan, Minyak Goreng Kemasan Rp14 Ribu, Minyak Curah Rp11.500 Per Liter di Pasar Tradisional

Sementara harga minyak goreng untuk kemasan sederhana dipatok Rp 13.500 per liter.

Kemudian untuk kemasan premium dijual Rp 14.000 per liter.

Di tengah penurunan harga yang ditetapkan pemerintah ini, masyarakat pun mengeluh.

Itu lantaran sulitnya mendapatkan minyak goreng di toko-toko ritel modern.

Stok selalu habis padahal pembelian per orang sudah dibatasi 2 liter.

Sementara di pasar tradisional, sejumlah pedagang masih menjual dengan harga lama.

Lantas kenapa minyak goreng jadi langka?

Baca juga: Mau Dapat Minyak Goreng Gratis di Indomaret? Begini Caranya

Baca juga: Drama Minyak Goreng Belum Usai, Kini Mulai Langka di Pasaran Masyarakat Resah

Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tata Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan Veri Anggrijono mengatakan, langkanya minyak goreng Rp 14.000 per liter di pasar lantaran adanya panic buying dari masyarakat.

"Kan sekarang orang masih pada panic buying. Lihat aja meskipun pembeliannya sudah dibatasi 2 pouch per orang tapi ada aja yang keluarga lain yang disuruh untuk membeli padahal masih satu keluarga, jadi satu keluarga itu bisa beli minyak goreng sampai 10 liter," ujar Veri saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/1/2022).

Hal inilah menurut dia, yang menyebabkan berapa banyak pun pihak ritel menjual minyak goreng di tokonya tetap akan habis.

Veri juga mengatakan, sebenarnya secara hitung-hitungan pihak produsen minyak goreng sudah sangat cukup dalam memproduksi dan mengedarkan minyak goreng.

Hanya saja menurut dia, karena adanya panic buying tersebut, stok minyak goreng tetap terasa kurang.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved