Perang Suku
Di Negara Tetangga Indonesia Ini Hukum Tak Berlaku, Setiap Hari Terjadi Pembantaian karena Perang
Bumi Papua memiliki keragaman budaya yang berbeda dengan pulau-pulau Indonesia yang lainnya.
Istilah "pasin", istilah lokal untuk mengatakan "saling menghormati" sudah hilang, gantinya adalah erosi batasan tradisional, bom waktu berbahaya tanpa aturan, yang dipercepat oleh lemahnya penegakan hukum.
Asumsi yang ada adalah satu harus mati agar yang lain bisa hidup, sedangkan di perang modern, sudah tidak ada lagi kompromi, siapapun yang membunuh harus ditangkap dan dihukum untuk kejahatannya.
Kisah-kisah para penyintas dari seluruh desa yang dibakar dengan api, di kegelapan malam, sementara keluarga-keluarga tidur, tidak kalah menakutkan.
Baca juga: KKB Papua Susun Kekuatan di Yahukimo, TNI Kirim Pasukan Tambahan, Akan Terjadi Perang Besar?
Dibangunkan oleh kobaran api, mereka melarikan diri ke semak-semak hanya untuk "disayat" dengan pisau semak atau disemprotkan peluru dari senjata semi-otomatis.
Bahwa kekerasan dunia lain ini dapat dilakukan terhadap anak-anak tanpa keraguan sedikit pun adalah memuakkan.
Tapi semua kemarahan dari komunitas nasional dan internasional sejauh ini tidak membuahkan hasil. Nol. Kekerasan - yang kita dengar - terus berlanjut tanpa konsekuensi yang terukur bagi pelakunya.
Seolah-olah kekerasan mereda cukup lama sehingga debu mengendap hanya untuk meletus lagi.
Sementara nyawa yang hilang menjadi statistik, keluarga terus mengungsi, dan keadilan hanyalah sebuah kata yang telah kehilangan maknanya bagi orang-orang ini.
Setelah pembantaian Karida, pemimpin oposisi negara itu, Belden Namah, menyerang saingan politiknya dan seorang pria Hela yang terkenal, Perdana Menteri James Marape.
Namah menantang perdana menteri untuk "mengambil kembali Tari" sebelum dia berbicara tentang "mengambil kembali Papua Nugini", mengacu pada slogan Marape yang digunakan saat menjabat pada tahun yang sama.
Serangan itu meskipun dimotivasi politik, tapi menjadi perwakilan suara banyak, meminta perdana menteri fokus urusi masalah dalam negerinya yang telah membesar menjadi pelanggaran hukum dan kekerasan.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/mayat-bergelimpangan.jpg)