6 Fakta Jembatan Milik Haji Endang, Beromzet Rp20 Juta per Hari hingga Rela Diambil Alih Pemerintah
Jembatan perahu ponton di Karawang, Jawa Barat mampu menghasilkan omzet Rp 20 juta per hari.
Endang mengatakan, kala itu dirinya sempat meminta izin kepada Dadang S. Muchtar selaku Bupati Karawang masa itu.
Dia juga sempat menawarkan kerja sama dengan pemerintah daerah. Akan tetapi, karena beberapa alasan, termasuk risiko, Dadang menyarankan Endang menjalankannya sendiri.
3. Pernah karam 2014
Haji Endanh bercerita tak semua warga desa Parungmulya setuju dengan pembangunan jembatan tersebut.
"Enggak semua warga mendukung. Ada yang takut nanti banyak maling dan lain-lain. Tapi sebagian besar tokoh mendukung," ucapnya.
Singkat cerita, ia membangun jembatan yang berbahan kayu.
Pada 2014, jembatan itu pernah karam. Ia mengaku harus tiga kali mengganti perahu kayu.
Kejadian tersebut membuat Haji Endang dan pekerjanya memutar otak untuk memikirkan konsep jembatan penyebarangan yang aman.
Ia mengaku pernah tiga kali mengganti perahu kayu. Kemudian teranyar menggunakan besi alias perahu ponton.
Akhirnya tercetuslah ide untuk menggunakan besi atau perahu ponton.
"Kita otodidak aja. Kita pikirkan juga safety-nya,"
4. Modal Rp 5 miliar
Endang menuturkan, pembuatan jembatan itu membutuhkan modal mencapai Rp 5 miliar. Ia mengaku harus beberapa kali meminjam ke bank.
Kini, jembatan tersebut menjadi akses mobilitas warga. Warga yang melintasi jembatan perahu dikenai tarif Rp 2.000.
"Pendapatannya tak kurang Rp 20 juta per hari," ungkapnya.