PLN UIP SULAWESI
SUTT 150kV Andoolo-Kasipute 'Energize'! PLN Makin Dekat Wujudkan Net Zero Emmision di Tahun 2026
-PT PLN (Persero) Unit induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melalui Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulawesi Tenggara berhasil melaksanakan Energize di Sultra
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-PT PLN (Persero) Unit induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melalui Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil melaksanakan Energize atau pemberian tegangan pertama untuk dua Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK).
Keduanya, Pekerjaan Pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Andoolo-Kasipute dan Gardu Induk (GI) 150 kV Kasipute 30 MVA.
General Manager PT PLN (Persero) UIP Sulawesi Defiar Anis menyatakan, kedua pekerjaan ini berhasil energize pada 21 Desember 2021 pukul 21.50 WITA.
"Tingkat komponen dalam negeri mencapai 72 persen melebihi nilai standar yang ditetapkan Menteri Perindustrian," katanya via rilis, Jumat (24/12/2021).
Anis menyampaikan, SUTT 150 kV Andoolo-Kasipute memiliki lintasan sepanjang 122,7 kilometer sirkuit (KMS).
Jumlah Tower sebanyak 184 Tip dan GI 150 kV Kasipute.
Baca juga: PLN Pulihkan Jaringan Interkoneksi Sulbar-Sulteng Pasca 3 Tapak Tower Terendam Air Sungai di Mamuju
Baca juga: PLN Sebut Biaya Memasak Kompor Induksi Lebih Hemat Dibanding LPG
Dimana, pembangunan ini merupakan salah satu program transformasi PLN masuk kedalam pilar Green dan mendukung mempercepat program Net Zero Emission milik pemerintah di tahun 2060.
Pasalnya, terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 7000 kVA di kabupaten Bombana segera berhenti beroperasi.
Pembangkit tersebut akan digantikan energi ramah lingkungan seperti PLTA Poso yang memiliki total daya 515 MW, PLTA Malea dengan daya mampu 2x45 MW dan lainnya.
“Sebelumnya beberapa kecamatan di Kabupaten Bombana masih isolated mengunakan PLTD Ladumpi sebagai sumber pembangkit listrik, dengan adanya kedua PIK ini maka kabupaten Bombana sudah tersambung kedalam sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan dan keandalan sistem kelistrikan di kabupaten bombana akan lebih handal dari sebelumnya," jelasnya.
Ia berharap dengan meningkatnya keandalan sistem kelistrikan di Bombana dapat mendorong investasi di Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten Bombana.
Sebelumnya, diberitakan PLN Cepat Sigap Pulihkan Jaringan Interkoneksi Sulbar-Sulteng Pasca 3 Tapak Tower Terendam Air Sungai di Mamuju Tengah.
Sebanyak tiga lokasi tapak tower PLN tergerus aliran sungai Budong budong yakni Tip 388 dan 389 Desa Benggaulu Kecamatan Karosa dan Tip 273 di Desa Tabolang Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Tengah.
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melalui Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulawesi Selatan pun cepat sigap memulihkan sistem kelistrikan interkoneksi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah, melalui pekerjaan perbaikan jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Topoyo-Pasangkayu.
Demikian disampikan Manager Bagian Teknik Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulsel, Adrian Djamaludin.
Ia menyatakan, sebelum tergerus aliran sungai Budong budong jarak tower ke bibir sungai sangat jauh.
Akan tetapi, karena erosi cukup besar mengakibatkan fondasi tower menjadi terendam oleh aliran sungai.
"Hal itu sangat berbahaya maka perlu perbaikan pada Tip 338, 389 dan Tip 273, meski yang terendam aliran sungai itu 3 (tower tetapi yang perlu di perbaiki sebanyak 4 tapak tower dengan panjang lintasan jaringan mencapai 2,1km," katanya via rilis, Kamis (23/12/2021).
Menurut Adrian, melanjutkan, empat tower diperbaiki karena perlu ada penyesuaian antara tower sebelum dan sesudah terendam aliran sungai.
Empat tower tersebut terdapat beberapa tower yang mengalami pergeseran lokasi, perubahan tipe dan ketinggian tower seperti pada tower TIP 389 yang mulanya AA+12 menjadi BB+15.
Tipe tower menunjukkan kemiringan sudut antara tower di belakang dan depannya.
"Total pengerjaan ini memerlukan waktu selama lima bulan, karena kami perlu melaksanakan survey ulang menentukan lokasi dan jalur terbaik," tukasnya.
Manager UPP Sulsel Rahmat Nichol Fauzen menerangkan, pergeseran dan perubahan jalur membuat tim PLN melaksanakan kembali survey jalur, inventarisasi jalur, pembayaran kompensasi dan pengadaan lahan baru.
"Alhamdulillah kami tidak mengalami kendala sosial untuk pekerjaan tersebut, masyarakat di sana kooperatif dan mau bekerja sama," katanya.
Adapun tantangannya, lanjut dia adalah curah hujan yang sangat tinggi dan pekerjaan harus cepat selesai.
"Pengerjaannya tidak boleh menyebabkan pemadaman dalam waktu lama," ujarnya.
Pasalnya, interkoneksi ini sangat dibutuhkan untuk menunjang roda perekonomian di dua ibu kota provinsi yakni Kota Palu dan Kabupaten Mamuju.
"Demi menjaga jalur ini tetap beroperasi, kami dibantu Unit Induk Pembangkit dan Penyalur (UIKL) Sulawesi mendirikan tiga tower Emergency Restoration System (ERS)," bebernya.
Alhasil, berkat kerja sama baik dari seluruh stakeholder pada tanggal 21 Desember 2021 jalur interkoneksi Sulbar-Sulteng sudah dapat beroperasi nomal, tanpa di bantu tower ERS.
Asal tahu saja, pekerjaan interkoneksi Sulbar dan Sulteng ini telah rampung sejak awal Oktober 2020 lalu, dengan total 534 Tower melintas lebih dari 370,16 Meter Sirkuit (KMS) dari Mamuju, Mamuju Tengah hingga Pasangkayu.
Secara teknis, interkoneksi jaringan ini akan membantu evakuasi daya Sulteng yang sebelumnya hanya ditopang melalui jaringan transmisi Poso-Sidera yang lokasinya berada pada kondisi yang rawan terkena abrasi sungai.
"Diharapkan, kedua provinsi tersebut semakin siap menopang Ibu Kota baru yang kelak berada di pesisir timur Pulau Kalimantan," pungkas Nichol. (*)