Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Literasi Ulama

Syekh Zainal Abidin al-Bugisy

Salah seorang ulama kharismatik Sulawesi Selatan abad 19 yang mewarnai pengembangan Islam diantaranya Syekh Zainal Abidin al Jawi al Bugisi al Wajo.

Editor: Sudirman
tribun-timur
Dekan FDK UIN, Dr.Firdaus Muhammad. 

Oleh: Firdaus Muhammad

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel

Salah seorang ulama kharismatik Sulawesi Selatan abad 19 yang mewarnai pengembangan Islam diantaranya Syekh Zainal Abidin al Jawi al Bugisi al Wajo.

Demikian Namanya tercatat jelas dalam menuskrip. Dalam penelitian Fadly Ibrahim terkait naskah-naskah yang ditulis ulama berhasil diidentifikasi termasuk nama beliau.

Beliau disejajarkan Anregurutta Syekh Ahmad bin Syekh Al-Khatib Umar (1832), Syekh Ahmad Umar bin Syekh Abdul Hayyi (1841), Syekh Abdul Majid bin Syekh Abdul Hayyi (1845), Syekh Abdussalam (1846), Syekh Ahmad Surur al-Bugisi al-Pammani (1861-1932) sebagai ulama penulis.

Syekh Zaenal Abidin bin Syekh al-Khatib Umar atau Syekh Zainal Abidin al Jawi al Bugisi al Wajo (1855).

Nama pada Manuskrip, Syekh Zainal Abidin al Jawi al Bugisi al Wajo. Nama panggilannya, Puang Guru Senong, Petta Kali Pammana, Petta Kali Mario.

Beliau putra seorang ulama masyhur Bernama Syekh al-Khatib Umar seperti tertulis pada manuskrip di belakang namanya tertulis mansyhur di tanah bugis dan negeri Islam.

Riwayat keilmuannya yakni mengaji di Mekah antara tahun 1855-1860.

Sebelumnya beliau berguru di tanah Bugis langsung kepada ayahnya Bernama Syekh al-Khatib Umar dan berguru pada kakak kandungnya Bernama Syekh Ahmad bin Umar.

Syekh Zaenal Abidin bin Syekh al-Khatib Umar mendapatkan amanah sebagai qadhi kedatuan Pammana pada tahun 1886 sampai tahun 1889, jabatan tersebut sebelumnya diemban oleh kakaknya Bernama Syekh Ahmad bin Syekh al-Khatib Umar al Bugisy.

Karya Syekh Zaenal Abidin bin Syekh al-Khatib Umar cukup banyak. Menurut Fadly Ibrahim, masih banyak karya lain belum teridentifikasi.

Karya monumental Syekh Zaenal Abidin bin Syekh al-Khatib Umar yaitu; Mushaf Alquran (1865) di simpan di Sinjai.

Kemudian mushaf Alquran (1855) ditulis di Pompanua dan di simpan di Museum Batara Guru Palopo. Mushaf Alquran (1887) ditulis di Lagosi dan di simpan di Pompanua.

Selain menulis mushaf al-quran, Syekh Zaenal Abidin bin Syekh al-Khatib Umar juga melahirkan salinan Kitab al Barazanji, salinan Kitab Burdah dan kitab Al-Fiqh Wa At-Tasawuf.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved