Tiang Jembatan Pelabuhan Bangsalae Siwa Mulai Keropos, Bahayakan Pengendara yang Melintas

TRIBUNWAJO.COM, PITUMPANUA - Kondisi jembatan dermaga Pelabuhan Bangsalae Siwa, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, memprihatinkan.

Tiang penyangga jembatan tersebut mulai keropos dihantam air laut dan membahayakan mobil yang melintas.

Jembatan di dermaga Pelabuhan Bangsalae usianya sudah 16 tahun itu perlu perhatian.

Sebab, setiap harinya jembatan tersebut mesti menopang bobot kendaraan yang melintas untuk ke kapal feri.

"Truk-truk yang akan berangkat dengan muatan cukup berat berjejeran empat sampai sepuluh mobil di dermaga. Jalan yang usianya sudah tua dengan umur 16 tahun lebih dan tiang keropos, namun hingga saat ini tidak pernah ada perhatian," kata salah satu warga, Bustang kepada Tribun Timur, Rabu (15/12/2021).

Selain itu, Bustang menyebutkan bahwa petugas yang berjaga di pintu masuk juga tak bisa berbuat banyak untuk mengurai antrean kendaraan menuju kapal feri.

"Petugas palang masuk dermaga dari Dishub sepertinya tidak bisa mengatasi dan mengantisipasi, karena sepertinya pelabuhan ini diatur oleh pihak perusahaan feri," katanya.

Perlu ada antisipasi dari pihak berwenang agar kekhawatiran warga itu tak terjadi.

Apalagi, saat ini cuaca sedang tidak bersahabat di Teluk Bone.

"Kejadian seperti itu berlangsung pada pemuatan feri yang berangkat pertama dan ketiga, pemberangkatan kedua dianggap aman karena milik ASDP," sambung Bustang.

Bahkan, pagar pembatas di dermaga antara jalan dan laut beberapa sudah raib, sehingga menambah risiko kecelakaan.

"Pagar pembatas juga sudah hilang beberapa, bahaya itu," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Wajo, Andi Hasanuddin akan melakukan evaluasi dan meninjau kondisi jembatan dermaga tersebut.

"Akan kami evaluasi petugas pelabuhan dan kami akan meminta KP3 (Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan) untuk membantu kami menjaga ketat," katanya.

Pelabuhan Bangsalae Siwa adalah akses utama menuju ke Pelabuhan Tobaku Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Laporan jurnalis Tribun Timur, Hardiansyah Abdi Gunawan