Rumah Masih Kokoh Setelah Diterjang Erupsi Gunung Semeru, Amalan Apa yang Sudah Dilakukan Bapak Ini?
Selain Rumini dan ibunya meninggal gegara terkena awan panas, ada cerita lain dari warga yang lolos dari peristiwa bencana alam tersebut.
TRIBUN-TIMUR.COM - Erupsi gunung Semeru Lumajang, Jawa Timur, meninggalkan banyak cerita dari para korban.
Selain Rumini dan ibunya meninggal gegara terkena awan panas, ada cerita lain dari warga yang lolos dari peristiwa bencana alam tersebut.
Erupsi Gunung Semeru menyebabkan 34 orang meninggal dunia dan 16 orang masih dalam pencarian.
Bencana yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) itu juga mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi.
Pasca-kejadian itu, tertinggal sejumlah kisah haru para korban yang berusaha untuk menyelamatkan diri.
Rumini (28) ditemukan meninggal memeluk ibunya Salamah (70) .
Keduanya ditemukan meninggal berpelukan pasca-erupsi Gunung Semeru menyapu kediaman mereka di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro.
Kisah lainnya adalah ibu hamil 9 bulan lari belasan kilometer.
Kisah menakjubkan sekaligus mendebarkan yang dialami oleh Ayuningsih (23) warga Dusun Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Ayu yang tengah mengandung berhasil selamat dari sapuan awan panas guguran Gunung Semeru, Sabtu (4/12).
Ayu menceritakan ia lolos dari maut bukan karena dibonceng menggunakan motor sama suaminya Mohamad Nur Efendy (23).
Saking paniknya, Ayu menyelamatkan diri dengan cara berlari sembari dipapah.
Ia berlari belasan kilometer hingga sampai ke tempat aman.
"Usia kehamilan saya sembilan bulan. Saya tak memikirkan apa-apa, pokonya saya, anak yang dikandung, dan suami selamat," katanya, Senin (6/12).
Selama berlari ia merasakan nyeri pada perutnya.
Selain itu, kakinya sempat terinjak-injak warga lain saat berlari hingga lecet.