Opini Tribun Timur
Dampak Screen Time Pada Anak di Masa Adaptasi Covid-19
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia sejak Desember 2019 hingga kini menimbulkan perubahan gaya hidup yang cukup signifikan
Ahmad Rais Dahyar
MPPDS Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unhas
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia sejak Desember 2019 hingga kini menimbulkan perubahan gaya hidup yang cukup signifikan pada masyarakat termasuk anak-anak dan remaja.
Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh WHO dan pemerintah Indonesia dalam menyikapi peningkatan dan penanganan Covid-19 adalah pembatasan aktifitas fisik.
Kebijakan tersebut mengharuskan seluruh masyarakat untuk lebih banyak berdiam diri rumah.
Seiring dengan hal tersebut, aktifitas anak di luar rumah juga dibatasi.
Akibatnya anak akan lebih banyak berada didalam rumah sehingga aktifitas fisik diluar ruangan akan
jauh berkurang seiring dengan pembatasan aktifitas fisik yang dibuat pemerintah.
Hal ini justru berbanding terbalik dengan meningkatnya screen time pada anak. Screen time adalah
waktu yang digunakan untuk menggunakan komputer, televisi, gadget maupun video games.
Sebuah studi yang dilakukan di Shanghai membandingkan data 2.426 anak-anak dan remaja (6-17 tahun) sebelum dan selama pandemi.
Hasilnya menunjukkan bahwa peserta secara drastis mengurangi Physical Activity keseluruhan dari rata-rata 540 menjadi 105 menit per minggu, sementara mereka meningkatkan Screen Time dari rata-rata 170 menjadi 450
menit setiap minggu (Xiang, M., Zhang, Z. & Kuwahara, K, 2020).
Hasil penelitian lain di Turki menjelaskan bahwa screen time pada anak selama pandemi COVID-19 meningkat
sebesar 71,7% (Ozturk and Yalçin, 2020).
Penggunaan media elektronik yang berlebihan pada anak dapat mengganggu kualitas hidup anak (Wu et al., 2017). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI, 2014) merekomendasikan bahwa screen time pada anak tidak lebih dari 2
jam sehari.
Salah satu peningkatan Trend Screen Time di masa pandemi yaitu PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang dapat menghabiskan waktu anak-anak di depan komputer hingga berjam- jam, belum termasuk menonton TV, bermain video games dll.
Kegiatan ini telah berlangsung sekitar 1,5 tahun. Hal ini tentu akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak.
Anak-anak yang terlalu lama menghabiskan waktu di depan gadget berisiko mengalami gangguan tidur di malam hari.
Saat tubuh tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup, ditambah aktivitas fisik yang minim, risiko penyakit akan menjadi lebih besar.
Kondisi ini juga bisa menyebabkan mengalami masalah pada kesehatan mental, misalnya depresi.
Risiko gangguan kesehatan mental lain juga terkait dengan kemungkinan terjadinya kecanduan game.
Di Indonesia sejak program vaksinasi Covid-19 diluncurkan Januari 2021 hingga saat ini vaksinasi mulai berjalan lancar dan merata.
Rata-rata guru mulai dari SD-SMA telah selesai divaksin dan anak mulai berusia 12 tahun sudah dapat divaksin.
Kegiatan PJJ telah dikurangi secara bertahap dan kembali ke PTM (Pembelajaran Tatap Muka).
Hal ini menimbulkan proses adaptasi kembali pada anak, tidak mudah untuk mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru.
Apalagi jika dampak Screen Time terlalu mendominasi tentu kebiasaan buruk yang dialami sebelumnya akan tetap berlangsung meski sudah memasukimasa adaptasi Covid-19.
Tentu kita tidak ingin melihat anak-anak mengalami dampak Screen Time jangka panjang yang akan menimbulkan dampak negatif baik secara fisik maupun mental mengingat anak-anak merupakan generasi penerus bangsa kedepannya.
Disinilah peran dari orang tua untuk membantu anak-anak dalam melewati tahap tersebut agar tidak jatuh ke dampak yang tidak kita inginkan.
Orang tua dapat memulai perlahan memberikan edukasi kepada anak bahwa penggunaan jangka panjang media elektronik tidak terlalu baik jika disalahgunakan.
Selain itu, waktu senggang yang dimiliki dapat digunakan untuk bermain dan berbincang dengan anak-anak kita dibanding harus menghabiskan didepan TV maupun gadget.
Ini akan merajut kembali kasih sayang antara orang tua dan anak di tengah kesibukan orang tua bekerja dan
kesibukan anak bersekolah.
Pada masa adaptasi COVID-19 tempat wisata outdoor juga mulai dibuka secara bertahap, dengan mengajak anak-anak berjalan-jalan diluar waktu sekolah akan menimbulkan perasaan gembira dan mengurangi kejenuhan.
Setelah 1,5 tahun kebanyakan berada di dalam rumah sehingga perhatian untuk menggunakan gadget akan teralihkan dan dampak screen time perlahan juga ikut berkurang.
Tulisan ini juga diterbitkan pada harian Tribun Timur edisi, Senin (06/12/2021).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Ilustrasi-screen-time.jpg)