Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muktamar NU

Jusuf Kalla dan KH Maruf Amin Diminta Tegaskan Sikap Kepastian Muktamar Ke-34 NU

Tiga tokoh NU mengatasnamakan warga NU tersebut, Ketua Konveksi Capres NU 2024 Mabroer MS, tokoh NU Sulsel KH Muh Ruslan Wahab, dan KH Amirullah Amri

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Tiga tokoh NU Sulsel, KH Muh Ruslan Wahab (kiri), Mabroer MS, dan KH Amirullah Amri memperlihatkan surat pernyataan meminta Jusuf Kalla dan KH Maruf Amin serta beberapa tokoh lainnya menengahi Muktamar NU yang dinilai berpotensi konflik. Pernyataan sikap ini mereka bacakan di Hotel Aryaduta Makassar, Jumat, 3 Desember 2021. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dua tokoh nasional Nahdlatul Ulama (NU) diminta turun tangan menengahi situasi jelang Muktamar Ke-34 NU.

Kedua tokoh dimaksud, Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI M Jusuf Kalla dan Wakil Presiden 2019-2024 KH Maruf Amin.

Desakan agar kedua tokoh nasional NU itu segera turun tangan digaungkan dari Sulawesi Selatan (Sulsel).

Tiga tokoh NU mengatasnamakan warga NU tersebut adalah Ketua Konveksi Capres NU 2024 Mabroer MS, tokoh NU Sulsel KH Muh Ruslan Wahab, dan KH Amirullah Amri.

Mereka mengeluarkan pernyataan menyikapi polemik Muktamar NU 34.

Dalam pernyataan yang dibacakan di Hotel Aryaduta Makassar, Jumat (3/12/2021), secara khusus mengharapkan kesediaan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, KH Maruf Amin, KH Mustofa Bisri, Habib Luthfi bin Yahya bersama para habaib serta ulama lain yang berada dalam jajaran Musyatasar PBNU untuk segera menggelar forum musyawarah terkait kepastian pelaksanaan Muktamar NU yang kondusif bagi semua pihak, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama.

Berikut isi lengkap Surat Pernyataan Warga NU tersebut :

Jajaran Masytasar di tingkat PBNU merupakan bagian yang tak terpisahkan dari struktur kepengurusan di Nahdlatul Ulama. Oleh karena itu sudah sepatutnya jajaran Musyatasar juga berkenan melibatkan diri secara aktif dalam situasi-situasi tertentu yang memerlukan kehadiran para masyayekh tersebut, antara lain berupa Taushiyah maupun Taujihat.

Oleh karena itu dalam menyikapi dinamika dan tarik ulur di internal NU terkait jadwal pelaksanaan Muktamar NU ke 34 di Lampung, maka kami atas nama warga Nahdliyyin bermaksud menyampaikan:

1. Adanya penguatan eksistensi Dewan Musyatasar PBNU periode 2015-2020 yang selama ini lebih banyak pasif dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang cukup terhomat di lingkungan warga Nahdlatul Uama.

2. Agar jajaran Musyatasar PBNU segera menggelar rapat tertutup untuk menyikapi dinamika dan polarisasi kepengurusan akibat terjadinya tarik ulur jadwal pelaksanaan Muktamar NU ke 34.

3. Agar polemik jadwal pelaksanaan Muktamar NU bisa diakhiri, seyogjayanya dalam rapat tertutup tersebut juga mengundang para pihak, khususnya Rais Syuriah, Katib Syuriah dan Ketua Umum, Sekretaris Jendral PBNU untuk mendapatkan informasi yang valid dan berimbang terkait pelaksanaan Muktamar NU ke 34 di Lampung.

4. Secara khusus, mengharapkan kesediaan bapak Jusuf Kalla, KH Ma'ruf Amin, KH Mustofa Bisri, Habib Luthfi bin Yahya bersama para habaib serta ulama lain yang berada dalam jajaran Musyatasar PBNU untuk segera menggelar forum musyawarah terkait kepastian pelaksanaan Muktamar NU yang kondusif bagi semua pihak, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama

Selanjutnya, semua catatan sekaligus kesimpulan dari pertemuan jajaran Musyatasar PBNU tersebut bisa dijadikan landasan moral bagi PBNU, khususnya jajaran Syuriah, jajaran Tanfidz PBNU dalam mengambil keputusan lanjutan terkait pelaksanaan Muktamar NU, baik menyangkut jadwal sampai model atau format pelaksanaan hajat akbar tersebut.

Demikian, harapan ini kami sampaikan. Atas atensi dan perhatiannya diucapkan Jazakumullah Ahsan.■

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved