Timor Leste
Timor Leste Menggunakan Bahasa Tetum sebagai Bahasa Nasional, Namun Banyak yang Tak Mengerti
Terdapat total 16 bahasa asli, yaitu Tetum, Galole, Mambae dan Kemak yang paling utama dipakai, melansir Facts and Details.
Namun, bahasa ini lebih diperkenalkan lagi dalam pemerintahan, pengadilan, dan sekolah.
Tetum adalah Lingua franca (bahasa asli) dan bahasa nasional Timor Leste, yang merupakan bahasa Melayu-Polinesia yang dipengaruhi oleh bahasa Portugis, yang memiliki status yang sama sebagai bahasa resmi
Fataluku, bahasa Papua yang banyak digunakan di bagian timur negara (sering kali lebih banyak daripada bahasa Tetum) memiliki pengakuan resmi di bawah konstitusi.
Seperti halnya bahasa asli lainnya, termasuk: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede dan Wetarese.
Tetum telah menjadi bahasa asli Timor Leste sejak paruh kedua abad ke-19.
Bahkan, menjadi bahasa sehari-hari di gereja.
Pada saat Timor Leste di bawah kekuasaan Portugis, semua pendidikan dilakukan melalui media Portugis, meski bersama dengan bahasa Tetum dan bahasa lainnya.
Secara khusus, Portugis mempengaruhi dialek Tetum yang diucapkan di ibu kota, Dili yang dikenal sebagai Tetun Prasa.
Dialek ini merupakan lawan dari versi yang lebih tradisional berbicara di daerah pedesaan, yang dikenal sebagai Tetun Terik.
Tetun Prasa adalah versi yang lebih banyak digunakan.
Bahkan, sekarang diajarkan di sekolah-sekolah.
Meskipun tidak lagi menjadi bahasa resmi, Bahasa Indonesia, bersamaan dengan bahasa Inggris, memiliki status ‘bahasa kerja’ di bawah Konstitusi.
Bahasa Indonesia juga masih digunakan secara luas.
Apalagi, di antara pemuda yang dididik sepenuhnya di bawah sistem Indonesia, yang penggunaan bahasa Portugis atau Tetum malah dilarang.
Bagi banyak orang Timor-Leste yang lebih tua, bahasa Indonesia memiliki konotasi negatif dengan rezim Suharto.