Vonis Nurdin Abdullah
Hari ini Vonis Nurdin Abdullah di Pengadilan Tinggi Makassar, ini Pledoi Lengkapnya Bikin Haru
Hingga berita ini diturunkan, sidang lanjutan terdakwa dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK) dengan agenda pembacaan putusan oleh Majelis Hakim belum dim
Tim Penasihat Hukum dan Para Hadirin yang saya hormati, khususnya Masyarakat Sulawesi Selatan yang saya cintai dan sangat saya rindukan.
Pertama-tama, mari kita memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan berkahnya kita semua diberi kesempatan untuk bertemu dalam keadaan sehat wal afiat. Shalawat serta salam atas junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW.
Atas izin yang Mulia Majelis Hakim, Saya ingin memulai pembelaan atau pledooi saya dengan menceritakan secara singkat tentang perjalanan karir saya hingga saat ini.
Riwayat keluarga kami enam bersaudara, saya adalah anak sulung. Almarhum Ayah saya seorang prajurit TNI dan Almarhumah Ibu saya seorang Ibu rumah tangga. Saya memiliki seorang istri dan 3 orang anak dan memiliki 4 cucu.
Setelah menyelesaikan pendidikan master dan doctor di Kyushu University Jepang tahun 1993, saya mulai membangun usaha dengan rekan saya dari Jepang, kami membangun Sumekawa Industries yang bergerak di bidang ekspor tuna ke Jepang. Sumekawa Industries merupakan cikal bakal terjalinnya hubungan baik saya dengan Jepang hingga saat ini, kemudian saya terus mengembangkan usaha lain dengan investor Jepang, kami membangun PT Tokai Material Indonesia yang saat ini dikenal dengan PT Maruki International Indonesia yang memiliki cabang di Bali, Xiamen dan Shanghai.
Awal panggilan saya untuk mengabdi di Bantaeng terjadi di tahun 2002 saat rombongan tokoh masyarakat Bantaeng datang ke rumah saya di perumahan dosen, mereka meminta saya untuk pulang dan membangun kampung halaman.
Namun saat itu saya sudah berkomitmen dengan rekanan Jepang, untuk fokus mengembangkan perusahaan kami PT Maruki International Indonesia, dengan total 2000 karyawan dan berdiri di atas lahan seluas 6,9 Hektar yang terdiri dari 8 pabrik di Kawasan Industri Makassar.
Namun ternyata tidak berhenti disitu, 5 tahun kemudian rombongan masyarakat yang lebih besar menggunakan truk dan pete-pete dari Bantaeng datang ke pabrik dengan tujuan yang sama, meminta saya pulang membangun kampung halaman. Saat itu hati saya tergerak untuk berkunjung setelah puluhan tahun tidak ke Bantaeng, akhirnya saya mengajak istri dan anak-anak ke Bantaeng yang awalnya ditolak oleh mereka karena takut saya masuk politik.
Ijin saya menjelaskan secara singkat yang mulia,
Kondisi Bantaeng saat itu masuk dalam daftar 99 daerah tertinggal di Indonesia. Masalah kemiskinan dan persoalan banjir tahunan yang semakin tahun semakin menyengsarakan masyarakat. Apalagi 90% pendapatan masyarakat berasal dari pertanian, sehingga banjir dan kekeringan saat kemarau mengakibatkan banyak masyarakat yang gagal panen. Di tahun 2008, kuota haji untuk Bantaeng sebagian besar dimanfaatkan oleh jamaah dari kabupaten lain karena kurangnya jamaah dari Bantaeng.
Namun dalam 5 tahun pertama kepemimpinan, semua persoalan tersebut kami selesaikan. Tahun 2010 (2 tahun kepemimpinan), Bantaeng keluar dari predikat daerah tertinggal menjadi kabupaten berkembang, kemudian untuk persoalan banjir tahunan, kami membangun cekdam Balangsikuyu untuk mengontrol debit air saat hujan dan mengalirkan air saat kemarau, sehingga persoalan gagal panen akibat banjir dan kekeringan dapat diminimalisir.
Kemudian pemkab hadir dengan berbagai inovasi pertanian hasil kolaborasi dengan pihak universitas sehingga hasil pertanian meningkat dan pertumbuhan ekonomi dari 4,7% (2007) menjadi 7,3% (2009). Angka kemiskinan kami tekan dari 61% di tahun 2007, menjadi 4,3% di tahun 2016. Di tahun 2013, kuota haji sudah dipenuhi oleh masyarakat Bantaeng bahkan dengan masa tunggu 20 tahun.
Yang Mulia Majelis Hakim
Jaksa Penuntut Umum yang Terhormat
Tim Penasihat Hukum dan hadirin yang saya hormati,
Saya bukanlah orang politik, namun sejak awal saya sudah berkomitmen untuk mengabdi kepada masyarakat. Seluruh kemampuan saya, networking saya dengan Jepang, semuanya saya kerahkan agar bisa bermanfaat untuk masyarakat. Salah satunya, kami menerima hibah ratusan damkar dan ambulance dari Ehime Jepang.
Hal ini bukan hanya untuk Bantaeng, namun juga saya bagikan ke beberapa provinsi di Indonesia secara gratis. Ambulance yang kami terima pun berstandar Internasional sehingga bisa digunakan untuk operasi kecil di tempat. Dengan jumlah armada yang memadai, kami membangun Brigade Siaga Bencana, cukup menghubungi 113, dalam waktu 15 menit ambulance sudah tiba di lokasi bersama tenaga medis.