Panelis Webinar Nasional, Mahasiswa FISIP Unhas Bicara Pentingnya Kepemimpinan Global bagi Indonesia
Kepemimpinan kepemudaan dalam resolusi konflik dan pembangunan perdamaian merupakan hal yang penting dalam ketahanan negara.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kepemimpinan kepemudaan dalam resolusi konflik dan pembangunan perdamaian merupakan hal yang penting dalam ketahanan negara.
Topik inilah menjadi pembahasan dalam webinar yang diselenggarakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ( FISIP ) pada Universitas Pembangunan Nasional atau UPN Veteran Yogyakarta, Sabtu (27/11/2021).
Webinar ini bertema “Peran Mahasiswa Sebagai Agen Ketahanan Nasional dalam Melaksanakan Nilai-nilai Bela Negara Menuju Indonesia Emas 2045”.
Peserta webinar adalah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk dari FISIP Universitas Hasanuddin ( Unhas ).
Dua mahasiswa Unhas, yakni Reski Erik Sandi, mahasiswa Jurusan Ilmu Politik FISIP dan Indah Diantiara, mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP, turut menyampaikan materi sebagai panelis.
Dalam presentasinya yang disaksikan Wakil Dekan III FISIP Unhas, Dr Hasrullah MA, keduanya menjelaskan bagaimana momentum global leadership Indonesia sebagai tuan rumah G20 2022.
Turut menjadi penekan bahwa tugas Indonesia bukan hanya untuk mempertahankan global leadership ini, tapi juga dapat mencetak generasi muda untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang dapat memperkuat dan mendefinisikan global leadership sesuai dengan kebutuhan zaman dan mengutamakan kepentingan kolektif.
Demikian siaran pers FISIP Unhas kepada Tribun-Timur.com.
Peran kepemudaan dalam konflik sosial yang berdampak langsung ketahanan negara merupakan konsep yang diakui oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolution 2250 sehingga hal ini bukanlah hal yang isolated dan justru merupakan bagian dari misi komunitas internasional dalam saling menjaga stabilitas.
Perwakilan dari FISIP Unhas pun menekankan bagaimana peran pemuda ini bisa dimanifestasi melalui aksi sehari-hari yang berada dalam tiga peran utama, yaitu agent of change, social control agent, dan iron stock.
Tiga peran ini bisa kita lihat di lingkungan kampus maupun lingkungan sosial.
Selain itu, untuk lebih konkretnya mahasiswa juga bisa menjadi pengajar lintas generasi, berjejaring antarsesama pembawa perubahan, dan juga terlibat secara langsung dalam proses kebijakan publik seputar isu-isu yang memiliki dampak yang dianggap penting.
Materi-materi yang dibawakan mahasiswa panelis lainnya juga sama pentingnya, mengenai bagaimana pemuda bisa menjadi pejuang SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, peran pemuda dalam mencapai ketahanan pangan melalui pemberdayaan blue economy dan juga bagaimana peran pemuda dalam memperjuangkan penyamarataan pembangunan di daerah timur Indonesia, terutama Papua demi memperkuat kohesi sosial dan nasional.(rilis)