SMAN 4 Wajo
Kisah Guru SMA Negeri 4 Wajo Yasser Arafat, Terbitkan 7 Buku di Masa Pagebluk
Yasser Arafat (37), guru SMAN 4 Wajo mengatakan ilmu tidak akan bermanfaat secara maksimal kepada lebih banyak orang tanpa tulisan.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, WAJO - Masa pandemi Covid-19 memang membatasi setiap aktivitas manusia.
Namun, bagi Yasser Arafat (37), guru SMAN 4 Wajo, pandemi tidak menghalangi kreativitasnya.
Terbukti, Yasser Arafat yang gemar menulis itu cukup produktif.
Kurung waktu setahun lebih, dirinya menerbitkan setidaknya 7 buku di masa pagebluk ini.
“Selama pandemi, (tulis) dua buku solo dan lima buku antologi,” katanya, Kamis (25/11/2021).
Kesibukannya mengajar secara daring, juga diselingi dengan menulis.
Menurutnya, menulis merupakan aktivitasnya di waktu senggang yang diseriusinya.
"Pandemi jadi alasan, Hitung-hitung untuk menambah amal jariyah dan memperpanjang umur," katanya.
Bapak dua anak itu menyebutkan, motivasi utamanya menulis adalah ungkapan Ali bin Abi Thalib, sahabat Nabi Muhammad SAW.
“Sejarah dan Ilmu Pengetahuan tidak akan pernah damai pada generasi berikutnya tanpa ada tulisan. Ikatlah ilmu dengan tulisan."
Menurutnya, ilmu tidak akan bermanfaat secara maksimal kepada lebih banyak orang tanpa tulisan.
"Dari sini, setiap kegiatan yang saya ikuti, saya berusaha untuk mengikatnya dalam sebuah tulisan," katanya.
Teranyar, Yasser yang mengikuti program School Leadership Programme bersama National Institue of Education (NIE) Singapore, mencoba mengabadikan momen-momen tersebut dengan tulisan.
"Minggu ini, di saat senggang saya gunakan untuk meramu tulisan hasil ngampus saya di National Institute of Education (NIE) Singapore,” katanya.
“Kebetulan Kemdikbudristek memberi kepercayaan untuk mengikuti program School Leadership Programme bersama NIE Singapore," katanya.
Guru TIK SMAN 4 Wajo itu terakhir menerbitkan buku pada Oktober 2021 lalu.
Yang paling terakhir berjudul Menatap Guru Penggerak adalah buku tentang Program Merdeka Belajar episode ke-5 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
"Program Merdeka Belajar sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang ternyata juga sama dengan filosofi kepemimpinan Bugis Wajo yang disebutkan oleh Lataddampare Puangrimaggalatung Arung Matoa Wajo ke-IV," katanya.
Buku tersebut, juga telah sampai di tangan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek, Iwan Syahrir.
"Menariknya, buku itu saya serahkan bertepatan dengan ulang tahun beliau (Dirjen GTK). Saya serahkan langsung pada kegiatan Pre Workshop School Leadership Programme," katanya.
Yasser memang cukup produktif. Total buku yang telah ditulisnya baik secara individu maupun kolektif sekitar 34 buku.
Berikut 7 judul buku ditulis Yasser di masa pagebluk ini:
1. Menyukat Kesemenjanaan Kita, yang merupakan tulisan refleksi atas pandemi Covid-19
2. Goresan Tinta Pandemi Covid-19
3. Terhalang Pasak 2020
4. Putih Abu-abuku Terhalang Covid-19
5. Kisah Kasih di Masa Pandemi
6. Esai Merdeka Belajar
7. Menatap Guru Penggerak.(*)