Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kisah Pahlawan

Kisah Hidup I Tenri Awaru Besse Kajuara Singa Betina dari Bone yang Menolak Tunduk pada Kompeni

Besse Kajuara menggantikan suaminya La Parenrengi menjadi Mangkauk di Bone. Dalam khutbah Jumat, ia disebut sebagai Sultanah Imalahuddin.

Editor: Muh. Irham
telukbone.id
Sosok Raja Bone ke-28, We Tenriawaru Pancaitana Besse Kajuara 

Namun, Arumpone We Tenriawaru Besse Kajuara menolak tegas memperbaharui perjanjian tersebut.

Dikutip dari buku Kerajaan Bone dilintasan Sejarah terbitan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone, Besse Kajuara menolak karena kemenakannya bernama Singkeruk Rukka Arung Palakka  ingin merebut kedudukannya sebagai Mangkauk.

Singkeruk Rukka Arung Palakka selalu menghadap kepada kompeni Belanda agar keinginannya untuk menjadi Arumpone dapat disetujui.

Ia merasa berhak ditunjuk oleh Adat Tujuh Bone sebagai Arumpone sejak meninggalnya Matinroe ri Ajang Benteng.

Bone dan gubernur Belanda pun saling menyatakan perang.

Pada Desember 1859 Gubernur Jenderal Belanda, Van Switten bersama pembesar Kompeni Belanda, Tuan Djensin menyerang Bone. Di belakangnya ikut Singkeruk Rukka Arung Palakka.

Sementara Arumpone We Tenriawaru Besse Kajuara berkedudukan Pasempe, didukung oleh pamannya bernama La Cibu To Lebae Ponggawa Bone untuk melawan Belanda.

Namun, Belanda berhasil membumihanguskan Bone. Serangannya pun semakin kuat. Dengan terpaksa, Besse Kajuara pun menyatakan kalah untuk menghindari jatuhnya banyak korban.

Besse Kajuara lalu meninggalkan Bone menuju Ajatappareng.

Dalam perjalanannya menuju Ajatappareng bersama pengikutnya, ia singgah di Polejiwa.  Ia dijemput oleh pamannya bernama La Cibu Addatuang Sawitto Ponggawa Bone.

La Cibu Addatuang Sawitto berpesan kepada kemanakannya Besse Kajuara untuk memilih tempat menetap di antara tiga wanua, yaitu, Suppa, Sawitto atau Alitta.

Setelah beristirahat beberapa hari, Besse Kajuara meninggalkan Polejiwa melanjutkan perjalanan ke Alitta. 

Di Alitta, Besse Kajuara menyuruh anaknya bernama We Cella atau We Bunga Singkeru atau We Tenri Paddanreng untuk menetap.

Sementara dia melanjutkan perjalanan ke Suppa. Besse Kajuara menetap di Suppa hingga meninggal dunia pada tahun 1862. Ia diberi gelar Matinroe ri Majenna Suppa.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved