Tribun Gowa
Unjuk Rasa Evaluasi 2 Tahun Kepemimpinan Jokowi di Batas Gowa - Makassar Ricuh
Unjuk rasa dua tahun kinerja Jokowi - Ma'ruf Amin di Batas Gowa - Makassar diwarnai kericuhan, Rabu (20/10/2021) siang.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Unjuk rasa dua tahun kinerja Jokowi - Ma'ruf Amin di Batas Gowa - Makassar diwarnai kericuhan, Rabu (20/10/2021) siang.
Unjuk rasa ini berlangsung di perempatan Jl Sultan Alauddin - Jl Mallengkeri - Jl Syekh Yusuf Makassar-Jl Sultan Hasanuddin, Gowa.
Aksi ini menyebabkan macet.
Pengunjuk rasa dari Gerakan Rakyat dan Mahasiswa atau sering (Gerak Misi)
Dari pantauan TribunGowa.com di lokasi, kericuhan terjadi dua kali.
Awalnya, aksi ini berlangsung damai.
Namun ketika massa aksi ingin memberhentikan mobil truk, mereka bersitegang dengan petugas.
Polisi hendak menghalau massa aksi saat menghadang truk tersebut.
Tampak, petugas kepolisian dari Polres Gowa berada tepat di depan mobil.
Begitupula dengan dua orang mahasiswa telah berada di atas mobil.
Hingga akhirnya sopir mobil truk itu langsung pergi.
Kemudian massa aksi kembali berorasi di tengah perempatan jalan.
Berselang beberapa saat, seorang pengendara motor menerobos ke tengah pengunjuk rasa.
Pengendara itu dari arah Gowa ingin ke Makassar.
Bersitegang antara pengendara, pengunjuk rasa dan petugas terjadi kembali.
Polisi yang berjaga berusaha menghalau dan kembali terjadi kericuhan.
Sekira dua orang pengunjuk rasa sempat diseret oleh petugas yang berjaga.
Bahkan, seorang perempuan adu mulut dengan petugas diamankan untuk ditenangkan.
Jendral Lapangan Gerak Misi, Fahim mengatakan aksi dilakukan ini mengangkat beberapa isu.
Pertama, menolak kunjungan Presiden Jokowi ke Sulsel.
"Dan segara melakukan evaluasi dua tahun pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin," ujarnya.
Selain itu, tuntutan lainnya kata dia, agar segera mendeklarasikan Indonesia bebas Covid-19.
Terkait kericuhan yang terjadi, menurut Fahim, merupakan intervensi dari kepolisian.
Kata dia, beberapa massa aksi juga dilakukan tindakan represif oleh kepolisian.
Mestinya menurut dia, kepolisian menjalankan pengamanan.
"Seharusnya oknum mana pun tidak bisa masuk aksi unjuk rasa, tetapi aparat kepilisian tanpa ada tindakan. Bahkan mereka (kepolisian) mengintervensi unjuk rasa ini," jelasnya.
Bukti intervensi dilakukan petugas kepolisian kata dia adalah mengambil megafon.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Gowa, AKP Fitriawan menyebut bahwa arus lalulintas sempat macet.
Pasalnya, di perempatan atau batas Gowa - Makassar terjadi unjuk rasa.
"Awalnya kita siapkan 20 orang tapi melihat kondisi tambah ramai kita tambah lagi," bebernya.
Dia mengaku pengamanan unjuk rasa di batas dibackup oleh petugas lainnya.
Terkait pengunjuk rasa yang dibawa lari mobil truk, dia mengaku itu hanya tersangkut.
"Saya melihat tersangkut saja tapi tidak cepat," bebernya.
Ajun Komisaris Polisi ini menuturkan sempat terjadi tarik-menarik dengan pengunjuk rasa.
"Saya tidak melihat gesekannya. Sempat ada tarik-menarik tapi segera kita amankan agar tidak melebar. Situasi sekarang sudah kondusif dua arah," pungkasnya.
Laporan Wartawan Kontributor TribunGowa.com, Sayyid Zullfadli