PLN
Sulawesi Jadi Sistem Listrik EBT Terbesar di Tanah Air
Sulawesi memiliki berbagai potensi EBT, mulai dari sumber daya air, panas bumi, tenaga bayu, dan lainnya.
Selain mendorong pengembangan pembangkit EBT, PLN juga diketahui memiliki layanan Sertifikasi EBT atau _Renewable Energy Certificate_ (REC).
Sertifikat EBT ini telah dilirik investor, mengingat tren industri global yang semakin peduli terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim sehingga membutuhkan green energy untuk operasionalnya.
Salah satunya datang dari pelanggan dari industri smelter di Morowali, Sulteng yakni PT Anugrah Tambang Smelter turut menandatangani Perjanjian Jual Beli REC, sertifikat yang diterbitkan PLN untuk bukti penggunaan EBT yang ramah lingkungan.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Gubernur Provinsi Sulteng, Ma’mun Amir menyampaikan bagaimana pihaknya membuka peluang sebesar-besarnya untuk investasi.
Dia berharap program pembangunan infrastruktur kelistrikan dapat memberikan harapan bagi terpenuhinya kebutuhan listrik bagi investasi dan berdampak pada pertumbuhan Sulawesi Tengah.
“Jangan pernah segan-segan untuk berinvestasi di Sulawesi Tengah dan khususnya Poso yang akan menjadi primadona ke depan, termasuk pariwisatanya,” kata Ma’mun.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan EBT harus menjadi tiang penyangga energi di Indonesia. Menurutnya, penyediaan energi tidak hanya harus andal tapi juga harus bersih.
“Kita akan mengurangi karbon sejumlah 29 persen sampai 2030 ekuivalen di energi kurang lebih 340 juta ton. Maka, energi-energi yang berbasis fosil yang itu menyumbang besar terhadap karbon mulai terus secara bertahap akan kita kurangi dan kita mengedepankan EBT,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Dadan Kusdiana pun membenarkan upaya PLN dalam meningkatkan bauran EBT di Indonesia.
Saat ini, PLN mengerucutkan pada tiga program untuk mendorong bauran energi, yakni Substitusi, Konversi, dan Penambahan.
"Program Substitusi berasal dari sumber bahan bakar pembangkit dicampurkan dengan bahan EBT tanpa perlu berinvestasi pada mesin pembangkit yang baru. Untuk program Konversi adalah mengganti mesin-mesin pembangkit berbahan bakar fosil menjadi EBT. Dan, program penambahan ialah pembangunan pembangkit berbasis EBT," ujarnya.