Opini Aswar Hasan
MAULID NABI MUHAMMAD SAW: Memuliakan Nabi Tanpa Mengultuskannya
Maulid adalah syiar Islam sebagai momen refleksi kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW tanpa harus terjebak untuk mengkultuskannya.
Bahwa memperingati Maulid Nabi Muhammad,SAW itu, adalah baik. Sepanjang tidak merupakan ritual keagamaan yang dianggap wajib layaknya sebagai ibadah mahda seperti Sholat, puasa, haji dan Shalat.
Maulid adalah syiar Islam sebagai momen refleksi kecintaan kepada Nabi Muhammad tanpa harus terjebak untuk mengkultuskannya.
Karenanya, Maulid Nabi janganlah jadi ritual formalistik semata, yang rutin setiap tahun tanpa bisa mengambil hikmah dan pelajaran ketauladanan di dalamnya, apalagi ramai-ramai mengkultuskannya
Pengkultusan adalah bentuk ghuluw dalam beragama ( melebih-lebihkan secara tak lazim).
Ibnu Taimiyah mendefisikannya sebagai melampaui batas dalam memuji dengan cara menambahkan apa yang tidak sepantasnya.
Allah mengingatkan: “janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu (Q.S: An Nisa [4]:171).
“Jauhkanlah diri kalian dari ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agama, karena sesungguhnya sikap ghuluw ini telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR. Bukhari, At Tirmidzi).
Juga di tegaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An Nasai, serta Ibnu Majah; “Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam.
Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah, ‘‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya).
Memuliakan, tidaklah sama dengan memuji secara berlebihan. Kita diminta untuk memuliakan Nabi Muhammad,SAW tanpa harus memujinya secara berlebihan, apalagi mengkultuskannya.
Kita memuliakannya karena kita mencintainya dan pantas mantauladaninya. Jadilah umat Muhammad,SAW secara baik dan benar, niscaya kita akan menjadi rahmat bagi alam semesta. Wallahu A’lam Bishshawabe.(*)