Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jepang

Warga Jepang Lahir sebagai Shinto, Tapi Banyak Pilih Pernikahan Cara Kristen, Begini Penjelasannya?

Sering jadi pertanyaan tak ada warga Jepang yang lahir sebagai Kristen, kenapa di drama dan film Jepang banyak yang pilih pernikahan cara Kristen?

Editor: Arif Fuddin Usman
grid.id via intisari-oline.com
Ilustrasi pernikahan gaya Barat yang menjamur di Jepang 

Tom adalah murid AS yang menjadi pendeta untuk alasan yang sama ia mengajar bahasa Inggris: uang.

"Saya tidak disumpah, saya tidak beragama, saya tidak paham apa yang saya baca di upacara yang sebenarnya."

Selama visanya memperbolehkan dia bekerja, pernikahan yang disahkan Tom tetap sah, karena pernikahan itu berbeda dengan pendaftaran pernikahan di balaikota.

Siapapun bisa menjadi pendeta karena seluruh acara itu hanyalah untuk pertunjukan saja, sampai Tom merasa malu dan konyol ketika melakukannya dan alasan mereka mempekerjakannya hanyalah karena rasnya saja.

"Saya berkulit putih, saya muda, dan hanya karena itu saja. Hanya itu satu-satunya hal yang mereka pedulikan. Saya seorang foto model, lebih tepatnya. Saya seorang foto pendeta."

Tom mendapatkan pekerjaan ini dari seorang teman Inggris, yang memberikannya pakaian pendeta, lengkap dengan rosario dan salib, bersama dengan binder penuh dengan catatan.

Pada beberapa pernikahan pertama, Tom begitu gugup.

Ia khawatir ia mengatakan semuanya dengan benar dan bahasanya terdengar sangat 'Inggris'.

Namun kemudian Tom segera sadar semua orang juga gugup dan bingung, ia mengatakan hanya ada beberapa hal yang ia tidak bisa kacaukan: nama kedua pasangan, kemudian pasangan haus menaruh cincin yang tepat di jari yang tepat, dan akhirnya mereka perlu berciuman di saat yang tepat dan harapannya di bibir.

Satu-satunya instruksi yang diberikan kepada Tom dari jasa pernikahan adalah agar tersenyum lebih, bertepuk tangan lebih keras dan memastikan semua mengucapkan kata 'cium' dengan bahasa Inggris tapi dengan aksen Jepang yang sangat kuat.

Itulah sebabnya ia mengatakan 'you may kissu the bride' yang membantu menghindari kebingungan pasangan, kata 'kiss' yang artinya mencium diucapkan dengan aksen Jepang yang kuat menjadi 'kissu'.

Setelah setiap upacara, Tom melepas pakaian pendeta menggantinya dengan kaos dan jins dan kemudian keluar dari kapel lewat pintu belakang.

Di jalan keluarnya, seseorang memberikan uang sebesar USD 200 dalam yen.

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan Judul "Sering Jadi Pertanyaan Tak Ada Warga Jepang yang Lahir Sebagai Kristen, Kenapa di Drama dan Film Jepang Banyak yang Pilih Pernikahan Cara Kristen? Beginilah Kenyataan 'Umat Tak Beragama' di Jepang

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved