Jepang
Warga Jepang Lahir sebagai Shinto, Tapi Banyak Pilih Pernikahan Cara Kristen, Begini Penjelasannya?
Sering jadi pertanyaan tak ada warga Jepang yang lahir sebagai Kristen, kenapa di drama dan film Jepang banyak yang pilih pernikahan cara Kristen?
Itu juga yang menjelaskan mengapa pengantin pria hanya memberikan 'pengantinnya' ciuman kilat di pipi alih-alih ciuman di bibir.
Hal ini juga yang menjelaskan mengapa pengantin pria adalah pria muda yang fotogenik serta kulit putih dengan gigi sempurna dan rambut keriting coklat.
Jasa pernikahan sering menggunakan pengantin pria kulit putih dalam pemasaran mereka, sebuah strategi umum untuk menjual fantasi "pernikahan putih" kepada wanita Jepang.
Untuk sebagian besar bagian pasangan Jepang bisa menikah di lobi hotel mewah seperti ini atau di salah satu dari banyak kapel hiasan yang dibangun untuk mengakomodasi bisnis pernikahan yang sedang booming.
Anda melihat iklan jasa pernikahan di seluruh kapel set film, gereja yang tampak seperti kastil Disneyland, dan pengantin wanita bahagia dalam balutan gaun pernikahan berwarna putih.
Nils Olsen, misioner Kristen dari Washington mengatakan bahwa "pada dasarnya, konsep sosial Jepang untuk pernikahan adalah pernikahan itu penuh gaya."
Ia tentunya tahu, karena Olsen telah terlibat dalam pernikahan-pernikahan di Jepang selama 20 tahun.
Olsen adalah sedikit petugas pernikahan di Jepang yang benar-benar disumpah.
Ia mengatakan ketika ia mulai ada jauh lebih sedikit 'pendeta palsu' dan uangnya jauh lebih baik daripada sekarang.
Ia dulunya mendapatkan hampir USD 400 per upacara pernikahan, tapi kemudian penyedia jasa pernikahan mulai mempekerjakan orang kulit putih siapapun untuk menjadi pendeta, menyebabkan bayaran Olsen turun menjadi setengahnya.
Olsen melakukan itu tidak hanya untuk uangnya saja, ia menghabiskan beberapa jam sebelumnya dengan masing-masing pasangan, memperkenalkan mereka dengan Kristen dan melatih pasangan.
Sebagian besar pasangan tidak punya petunjuk mengenai agama. Mereka tidak tahu hal-hal dasar seperti arti salib atau kisah Yesus.
Ia menunjukkan kepada mereka sebuah video yang menjelaskan tema religius dari pernikahan dan memberikan mereka alkitab Giddeon versi terjemahan.
Kini sebagian besar pendeta tidak serepot Olsen, bahkan banyak yang tidak beragama.
Banyak yang malu menjadi pendeta palsu, salah satunya Tom yang tidak menggunakan nama sebenarnya.