Tarian Maggiri
Mengenal Tarian Maggiri, Tarian Mengerikan dari Tanah Bugis yang Masih Dipertahankan Hingga Sekarang
Tarian ini konon mengandung magis yang teramat kuat sehingga tak sembarang orang bisa melakukannya
TRIBUN-TIMUR.COM - Di tanah Bugis ada sebuah tarian khas yang masih dipertahankan hingga sekarang. Tarian ini konon mengandung magis yang teramat kuat sehingga tak sembarang orang bisa melakukannya.
Namanya Tarian Maggiri.
Tari Maggiri adalah sebuah tarian khas Bugis yang diperagakan oleh seorang Bissu. Bissu yaitu seorang wanita pria (waria) dalam kepercayaan Bugis yang dipercayakan menjadi penghubung antara dewa di langit dengan manusia biasa.
Bissu dikenal sebagaimana kaum pendeta yang tidak mempunyai golongan gender dalam kepercayaan tradisional Tolotang yang dianut oleh masyarakat Amparita Sidrap, Bugis di Sulawesi Selatan.
Golongan Bissu dari suku Bugis ini berjenis kelamin laki-laki, namun sifat dan karakternya seperti seorang perempuan.
Tarian Maggiri menjadi bagian penting dan tidak bisa dipisahkan dari budaya Bugis. Maggiri berarti menusuk-nusukkan keris ke bagian tubuh Bissu di daerah-daerah vital seperti: leher, perut dan pergelangan tangan.
Di sebut tarian Maggiri, karena prosesi ritual dalam tarian ini terdapat adegan menusuk-nusuk benda tajam pada bagian tubuhnya.
Aksi memperagakan kekebalan tubuh dengan senjata tajam ternyata tidak hanya di Banten, Jawa Barat.
Masyarakat suku Bugis di Sulawesi Selatan juga memiliki tarian Maggiri/Mabbissu yang dalam pertunjukan itu 6 penari pria yang sebagian besar bissu menusuk-nusuk tubuhnya dengan senjata badik/kawali.
Tarian Maggiri sering disebut Mabbissu, karena tarian ini juga diperagakan oleh seorang Bissu hingga kemudian dikenal dengan nama tari Mabbissu.
Tarian Mabbissu menjadi rangkaian penting dari tarian Maggiri yang keberadaannya telah ada sejak zaman pemerintahan Raja Bone ke-1 yang bergelar To Manurung berkuasa dari tahun 1326-1358 M. Tarian Maggiri menjadi salah satu tarian yang berkembang dalam istana Kerajaan Bone ketika itu.
Tarian Maggiri yang berasal dari suku Bugis ini dikenal juga sebagai tarian mistis. Tarian magis yang diperagakan oleh seorang Bissu sebagian besar terdiri dari kaum laki- laki menjadi ciri khas budaya Bugis.
Ciri khas tarian Maggiri dilihat baik dalam rangkaian gerakan tarian hingga persiapan sebelum menari.
Ada yang unik saat sebelum mulai tarian Maggiri dari cara berpakaian. Pakaian berwarna kuning keemasan dilengkapi berbagai aksesoris memasukan elemen dan karakter pria dan perempuan ,namun lebih menonjolkan karakter perempuan dalam berpakaian.
Alat peraga dalam tarian Maggiri juga terbilang unik tidak hanya gendang, keris, dedaunan, baskom berisi air melainkan juga alat peraga yang disebut Alusu dan Alameng.
Rangkaian prosesi lain yang tak kalah menarik dari tarian Maggiri yaitu ketika tarian dimulai.
Tarian Maggiri diawali dengan iringan suara gendang kemudian Bissu membawa Alusu ke tengah arena dengan menginjak kain putih yang terbentang.
Bissu terus melakukan gerakan diiringi suara gendang. Suara gendang yang mengalun merdu terkadang pelan dan cepat sesuai kebutuhan ritual.
Alusu yang dibawa Bissu terus digoyang-goyangkan perlahan hingga menimbulkan suara- suara kecil yang hampir tak dengar tenggelam oleh suara gendang yang terdengar keras.
Suara dari Alusu menjadi penghantar jalannya doa.
Bissu terus bergerak dan berputar-putar secara perlahan hingga kemudian berhenti dan meletakan Alusu ke lantai. Bissu mengambil Alameng sejenis keris yang dibungkus sarung dan mengeluarkan Alameng dari sarungnya dan terus menari bersama Alameng di tangannya.
Alameng yang dipegang di tangan kanannya terus melakukan beberapa gerakan seperti mengacungkan ke depan ke kiri, dan ke kanan dan akhirnya dimasukan Alameng kembali ke dalam sarungnya.
Gerakan lain dalam tarian Maggiri yang menajubkan adalah saat gerakan keris diambil dari sarungnya. Ketika itu Bissu dalam keadaan trans dibawah pengaruh alam sadar.
Ketika dalam keadaan trans itulah Bissu mengeluarkan keris dari sarungnya. Keris awalnya dipandangi penuh konsentrasi, namun gerakan selanjutnya yang dilakukan secara tiba-tiba.
Yang menakjubkan adalah adegan dimulainya keris yang diiris-iriskan ke tangannya. Aneh tangan yang diiris-iris dengan keris tidak meninggalkan luka atau darah sedikit pun.
Suara gendang makin kencang adegan menusuk-nusukan ke bagian tubuh lainnya makin cepat dan tiba-tiba hampir semua bagian tubuh ditusuk-tusuk dengan keris dengan keras dan berlangsung cukup lama.
Adegan dalam pertujukan tarian Maggiri yang dilakukan oleh para Bissu dianggap kemasukan roh dan mendapat kemampuan kebal pada senjata tajam. Penari Maggiri memiliki ilmu kebal senjata tajam dan terlihat seperti atraksi yang biasa dilakukan dalam atraksi Debus.
Setelah beberapa saat gerakan tusuk dengan keris makin lambat. Bissu kemudian menuju ke baskom berisi air dan dedaunan dan berlutut dan mengacungkan keris ke atas sebagai penghormatan terakhir.
Adegan ini pertanda pertunjukan tari Maggiri berakhir dengan ditutup memasukan keris ke sarungnya. Alameng dan beberapa helai daun yang sudah basah dari dalam baskom kemudian memercikkaan airnya ke berbagai arah sambil tetap melakukan gerakan-gerakan dalam tarian Maggiri.
Percikan air dari daun yang sudah basah tersebut pertanda prosesi tarian Maggiri telah selesai dilakukan.
Wajah Bissu yang menarikan tarian ini basah oleh keringat mengingat lamanya tarian ini dilakukan. Badan Bissu kembali ke keadaan semula sebagaimana manusia biasa dan tidak kebal lagi terhadap senjata keris. (*)
