PON XX Papua
Membayangkan Mattoanging di Stadion Lukas Enembe
Kapasitas Stadion Mattoanging digadang-gadang 40 ribu sekian tempat duduk, sama dengan Stadion Lukas Enembe yang kapasitasnya 40.000
Selain stadion tersebut, Pemprov Papua juga menggelontorkan dana Rp 113 miliar untuk membangun lapangan tembak “indoor” di Kampung Harapan (di Kompleks Stadion Lukas Enembe) dan lapangan tembak “out door” AURI.
Satu gedung olahraga juga dibangun di Kompleks Sekolah Tinggi Teologia (STT) GIDImelalui APBD 2019 senilai Rp 93 miliar. Masih melalui APBD 2019, juga dibangun lapangan softball dan bisbol di AURI dan di Universitas Cenderawasih (Uncen) senilai Rp 167 miliar.
Gedung Olahraga Voli Koya Koso juga dibangun dengan nilai Rp 357 miliar. Lapangan tenis Wali Kota Jayapura pun mendapat kucuran dana Rp 169 miliar dan GOR Futsal Mimika dengan nilai Rp 76 miliar.
Sembilan sarana olahraga ini diresmikan Lukas Enembe 20 Oktober 2020, pada tanggal yang sedianya PON XX/2020 dilaksanakan, namun kemudian diundur setahun kemudian.
Sama Kapasitas
Setelah menghadiri pembukaan PON XX Papua dan menyempatkan diri menyaksikan pertandingan cabang olahraga Muaythai di STT GIDI, Ahad (3/10/2021), Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman langsung menyanpaikan informasi kepada awak media bahwa Sulawesi Selatan siap menjadi tuan rumah PON pada tahun 2028.
Keinginan Plt Gubernur Sulsel itu wajar-wajar saja karena Makassar (Sulsel) sudah lama merindukan menjadi tuan rumah pesta olahraga nasional itu setelah pertama kali dapat giliran pada tahun 1957.
Membaca komentar Plt Gubernur Sulsel di media daring, saya dan teman-teman pegiat dan pemerhati olahraga yang sedang bertugas pada PON XX Papua mulai membayangkan betapa kerja keras Provinsi Sulawesi Selatan jika benar-benar dipercayakan sebagai tuan rumah PON XXII/2028.
Itu berarti, menghadapi Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) mendatang Sulawesi Selatan harus mulai melaksanakan “operasi senyap”, melobi provinsi-provinsi lainnya guna mendukung keinginan menjadi tuan rumah.
Daerah lain yang berhajat menjadi tuan rumah setelah Sumatera Utara dan Aceh (penyelenggara kembar) adalah Bali.
Jika benar-benar Bali ngotot ingin menjadi tuan rumah, maka yang dipertaruhkan selain kemampuan melobi dan membujuk daerah lain, juga daya tarik.
Meskipun Bali boleh dikatakan memiliki daya tarik dan magnet yang besar dalam bidang pariwisata, namun Sulawesi Selatan pun tak kalah memiliki daya tarik, terutama dari segi kulinernya.
Pariwisata juga tidak kalah karena kita memiliki Tana Toraja, Tanjung Bira, dan sebagainya.
Dari sekarang kita mencoba memosisikan diri “dipercayakan” sebagai tuan rumah PON mendatang. Konsekuensi penunjukan sebagai tuan rumah adalah kesiapan kita membangun fasilitas olahraga yang diperlukan bagi perhelatan olahraga akbar empat tahunan tersebut.
Merujuk kepada Papua yang membangun sembilan fasilitas pertandingan PON XX Papua hanya dalam hitungan 4-5 tahun, Sulsel pun harus mulai berpikir di mana memperoleh lahan untuk membangun kompleks olahraga seperti itu.