Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wanita Muda Ditemani Suami 'Keliling' Kota Layani Pelanggan, Dipergoki saat 'Main' Bertiga di Hotel

Ia kedapatan melayani tiga pria di kamar hotel, ternyata satu orang suaminya, dua lagi pelanggan.

Editor: Ansar
youtube
ilustrasi- Mama muda kedapatan melayani tiga pria di kamar hotel, ternyata satu orang suaminya, dua lagi pelanggan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Seorang mama muda keliling kota untuk melayani pria hidung belang.

Mama muda itu dijual oleh suaminya. Bahkan sampai bisa main bertiga.

Ia kedapatan melayani tiga pria di kamar hotel, ternyata satu orang suaminya, dua lagi pelanggan.

Perbuatan mama muda dan suami serta dua pelanggannya itu terungkap usai digerebek polisi.

Si mama muda itu kedapatan sedang asik bersama tiga pria tersebut di kamar hotel.

Aktivitas terlarang itu terbongkar, setelah Satreskrim Polres Trenggalek menangkap mereka saat beraktivitas di salah satu hotel di Kabupaten Trenggalek.

Saat ditangkap, pasangan suami istri itu tengah melayani hubungan badan bertiga dengan pelanggan mereka pada Selasa (14/9/2021).

Sang suami berinisial YW (35) ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka kasus prostitusi online tersebut.

YW menawarkan layanan bertiga itu lewat media sosial Twitter.

Saat ada pelanggan, mereka akan menuju kota atau ke lokasi terdekat dari pelanggan.

Wakapolres Trenggalek, Kompol Heru Dwi Purnomo mengatakan, pasangan suami istri ini memang memiliki kelainan orientasi seksual.

Hal ini yang melatarbelakangi sang suami menawarkan sang istri untuk melayani hubungan badan bertiga.

Untuk tarif sekali kencan, sang suami mematok tarif Rp 1,5 juta.

Kini, YW harus mendekam di penjara.

Ia diancam dengan Pasal 296 subsider Pasal 506 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara.

Dia senang kalau melihat istrinya berhubungan badan secara tidak normal, yaitu hubungan suami istri dengan tiga orang secara bersamaan,” kata Heru, saat jumpa pers, Jumat (17/9/2021).

Selain soal kelainan seksual, kata Heru, layanan itu juga dijajakan karena alasan ekonomi.

Kasat Reksrim Polres Trenggalek, AKP Arief Rizki Wicaksana menjelaskan, pasangan suami istri itu menawarkan layanan bertiga dengan cara berkeliling daerah.

Berdasarkan keterangan tersangka ke penyidik, ia pernah menjajakan layanan itu setidaknya di tiga kota, yakni Kediri, Surabaya dan Trenggalek.

“Dia (pasangan suami istri) keliling di Jawa Timur,” ungkapnya.

Polisi menyita beberapa barang bukti seperti alat kontrasepsi berupa kondom, pakaian, telepon genggam dan uang tunai senilai Rp 2,5 juta. sumber data: tribunnews.com

Kisah Pilu Suami Jahat

Kisah Pilu suami jahat yang suka main tangan, kejantanannya lenyap saat tidur, ternyata pembalasan istri yang sakit hati saat masih Pacaran .

Kisah Pilu suami jahat ini terungkap dari pengakuan istrinya sendiri, dan kisah ini patut menjadi pelajaran bagi para lelaki penjahat kelamin.

Bisa jadi Kisah Pilu ini berlaku kepada anda suatu saat, karena wanita bisa saja berbuat nekat karena hatinya terluka atas perbuatan anda.

Tokoh istri dalam Kisah Pilu suami jahat ini adalah seorang mama muda bernama Lorena Bobbitt , ia melakukan rencana balas dendam terhadap suaminya yang menyakitinya saat masih Pacaran .

Pada malam 23 Juni 1993, Lorena menjalankan rencana balas dendamnya itu saat suaminya tidur di apartemen mereka.

Lorena memotong kejantanan suaminya, lalu membuangnya ke sebuah lapangan di Manassas, Virginia.

Kisah Pilu suami jahat ini dilansir dari Daily Star.

Lantas, bagaimana hubungan Lorena dan suaminya sebelum aksi balas dendam itu dilakukan?

Kisah mereka bermula 5 tahun sebelumnya, tepatnya pada tahun 1988 ketika Lorena bertemu John, suaminya, saat masih menjadi seorang Marinir AS di sebuah klub untuk tamtama.

"Saya pikir John sangat tampan. Bermata biru. Seorang pria dengan seragam, Anda tahukan?

Dia hampir menjadi simbol, seorang Marinir, berjuang untuk negeri.

Saya percaya pada negara yang indah ini. Aku ingin meraih American Dream," ujar Lorena.

John menjadi pacar pertama Lorena sebelum mereka kemudian menikah pada 18 Juni 1989, ketika Lorena berusia 20 tahun, dan John berusia 22 tahun.

Beberapa minggu setelah pernikahan 1989, John diduga melakukan kekerasan terhadapnya.

John memukul Lorena ketika dia menentang untuk mengemudi sendiri sepulangnya dari bar karena itu berbahaya.

Kekerasan kemudian menjadi hal biasa dengan John tidak hanya menyerang, tetapi juga memperkosanya.

Menurut Lorena, John memaksanya untuk melakukan aborsi ketika dia hamil, dan mengejeknya tentang bagaimana prosedur aborsi itu akan membunuhnya saat dia berada di klinik.

Kronologi Istri Potong Kejantanan Suami

Lorena telah menyatakan bahwa ia adalah korban kekerasan dalam rumah tangga selama pernikahannya dan bahwa suaminya telah memperkosanya sesaat sebelum ia kebiri.

Menurut Lorena, pada dini hari 23 Juni 1993, suaminya pulang dalam keadaan mabuk sebelum menyerangnya.

Setelah serangan itu, dia mengambil pisau dari dapur untuk memotong penis suaminya yang sedang tidur.

Dengan keadaan masih memegang pisau dan organ yang terputus, Lorena pergi ke gudang apartemen merek, melemparkan alat vital itu ke lapangan.

Lalu, ia pergi ke rumah seorang teman di mana ia menghubungi polisi.

Polisi menemukannya dan operasi pemasangan alat vital kembali berhasil dilakukan.

Di rumah sakit yang sama, Lorena menjalani pemeriksaan pemerkosaan.

Pada November 1993, John diadili karena penyerangan seksual dalam perkawinan, tetapi dinyatakan tidak bersalah.

John membantah dia melakukan kekerasan rumah tangga, justru mengklaim bahwa Lorena adalah wanita pecemburu dan suka memukulnya.

John mengklaim ia memukul Lorena hanya untuk membela diri.

Pengacara John menambahkan bahwa aborsi adalah keputusan mereka bersama.

Pada Januari 1994, persidangan Lorena dimulai.

Setelah pada 21 Januari 1994, Lorena dinyatakan tidak bersalah karena kegilaan sementaranya, artinya dia tidak perlu menghabiskan waktu di penjara karena melukai John.

Setelah pembebasannya, Lorena dikirim ke rumah sakit untuk evaluasi psikiatri 45 hari, seperti yang dipersyaratkan oleh hukum negara bagian Virginia, setelah itu dia dibebaskan.

Setelah tindakan Lorena menjadi konsumsi publik, media meliput semuanya, mulai dari operasi pemasangan kembali penis John yang sukses hingga persidangan Lorena pada 1994.

Dia telah kembali menggunakan nama aslinya Lorena Gallo dan menjadi advokat bagi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Bertahun-tahun kemudian, Lorena ikut serta dalam menggarab sebuah film dokumenter 2019 yang diproduksi oleh Jordan Peele.

Lorena juga menjabat sebagai produser eksekutif dan narator untuk film biografi 2020 "I Was Lorena Bobbitt", yang tersedia untuk ditonton di video Amazon.

Banyak wanita di Facebook dan Twitter baru-baru ini menjadi terobsesi dengan kasus Lorena ketika mereka ramai-ramai ingin menunjukkan dukungan mereka kepadanya. sumber data: tribunnews.com

( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved