Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kasus Suap Nurdin Abdullah

Nurdin Abdullah dan Andi Makkasau Saling Bantah Soal 150 Ribu Dollar Singapura, Apa Kata JPU?

Uang sebesar 150 ribu Dollar Singapura itu disebut untuk membiayai persiapan Andi Makkasau atau Karaeng Lompo maju di Pilkada Bulukumba.

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/FADHLY
Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) Asri Irwan saat skorsing sidang lanjutan tindak pidana korupsi perizinan dan pembangunan infrastruktur Sulsel di Pengadilan Negeri (PN) Makassar Jl Kartini Makassar, Kamis (16/9/2021). 

Nurdin Abdullah kerap difasilitasi oleh pengusaha saat melakukan kunjungan kerja ke Bulukumba.

"Itu juga termasuk pemberian hotel kalau Pak NA ke Bulukumba. Intinya, kita ingin masyarakat tahu bahwa seperti itulah kontraktor memberikan fasilitas hotel termasuk dana ke pejabat," tandasnya.

Asri mengatakan, Nurdin Abdullah menerima duit dari sejumlah pengusaha.

Selain uang yang diamankan saat Operasi Tangkap Tangan (OTT) Rp 2,5 miliar, juga soal uang 150 ribu dolar Singapura tersebut dan pasal gratifikasi.

Nurdin Abdullah Kecewa

Karaeng Lompo sapaan Andi Makkasau menjadi saksi khusus pada sidang lanjutan tindak pidana korupsi perizinan dan pembangunan infrastruktur di Sulsel.

Dengan terdakwa Gubernur Sulsel Diberhentikan Sementara Nurdin Abdullah yang digelar di Pengadilan Negeri Makassar, Jl Kartini Makassar, Kamis (16/9/2021).

Karaeng Lompo mengaku tidak menerima apapun dari Terdakwa Nurdin Abdullah saat maju sebagai wakil bupati Bulukumba berpasangan dengan Tomy Satria pada 2020 lalu.

Saat Majelis Hakim Ibrahim Palino memberi kesempatan kepada Nurdin Abdullah memberi keterangan atas pernyataan Karaeng Lompo, ia blak-blakan.

"Pertama tentu saya sangat berharap, Karaeng Lompo ini, menggunakan kata kararng berarti bangsawan, dan tadi sudah disumpah. Saya mohon saudara saksi, meminta ampun kepada Allah. Ini sangat berbahaya, mungkin di dunia kita temukan," ujar NA via virtual dari Rutan KPK di Jakarta.

"Yang Mulia, Beliau ini maju tak punya uang. Semua partai, itu kami yang nyiapin komunikasi, jadi kalau dia mengatakan lebih satu kali ke rujab, itu berkali-kali. Baik ketika dia hubungi saya saat ada di rumah," lanjutnya.

Nurdin ABdullah bahkan menyebut istri Karaeng Lompo menangis-nangis.

"Istrinya menangis setiap kampanye yang Mulia. Saya mau ke Jakarta, uang saya kumpul-kumpulin, saya kasi Rp 200 juta itu," katanya.

"Jadi sangat tidak logis ia mengatakan tidak menerima uang dari saya. Jadi termasuk calon bupatinya juga. Andi Sukri tahu," jelasnya.

NA pun meminta Andi Makkasau melepas gelar Karaeng-nya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved