Tribun Sinjai
Truk Tambang Lalu Lalang, Jalan Menuju Obyek Wisata Wae Pellae Sinjai Rusak
Masyarakat yang mau ke Objek Wisata Wae Pellae harus berjalan kaki kurang lebih 1 kilometer.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI TIMUR - Masyarakat Dusun Lengkese, Desa Bongki Lengkese, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan menolak aktivitas penambang pasir di daerahnya.
Mereka menolak karena truk yang lalu lalang merusak badan jalan menuju Obyek Wisata Wae Pellae.
"Karena dengan rusaknya jalan itu masyarakat yang mau ke Objek Wisata Wae Pellae harus berjalan kaki kurang lebih 1 kilometer," kata warga perwakilan masyarakat Dusun Bongki, Kaheril, Senin (6/9/2021).
Jika diabiarkan berlarut-larut aksi penambangan itu makin memperparah jalanan rusak.
Petani pun terpaksa memikul gabahnya melewati jalanan rusak.
Warga setempat berharap agar pihak aparat keamanan dan pemerintah di Sinjai menyikapi dampak aktivitas tambang tersebut.
"Sebelum berdampak besar, Pemkab Sinjai dan aparat keamanan perlu sikapi," katanya.
Dikatakan, aktivitas penambangan pasir itu telah berjalan sekitar sembilan bulan.
Sebagai bentuk protes, masyarakat setempat juga sudah memasang spanduk.
Spanduk itu telah ditandatangani oleh masyarakat setempat sebagai bentuk penolakan.
DLH Tegur Pengusaha Tambang
Sejumlah aktivitas tambang pasir di Kabupaten Sinjai jadi sorotan masyarakat.
Keluhan itu ada yang disampaikan secara langsung ke kantor DPRD Sinjai.
Seperti di area pekuburan di Desa Tongke-tongke beberapa waktu lalu.
Sejumlah masyarakat menyampaikan aspirasinya karena penambang tidak memiliki izin.