Andi Darussalam Tabusalla
Kisah di Balik 2 Ayat Qur’an Bacaan Andi Darussalam Tabusalla Sebelum Operasi Ganti Ginjal
Andi Darussalam Tabusalla atau ADS (1950-2021) adalah sosok yang menyiapkan momen pertemuan dengan Tuhan-Nya.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM - KEMATIAN memang takdir ilahi.
Namun, ‘sebaik-baik’ kematian adalah yang ‘dipersiapkan’.
Jauh sebelum ajal menjemput.
Andi Darussalam Tabusalla atau ADS (1950-2021) adalah sosok yang menyiapkan momen pertemuan dengan Tuhan-Nya.
Sebuah potongan video mengkonfirmasikan persiapan spritual’ tokoh olahraga nasional ini.
Delapan hari pasca-pemakamannya di Taman Pemakaman Umum (TPU) Panaikang, Makassar, Kamis (26/8/2021), klip video itu viral di media sosial.
Klip gambar bergerak itu berdurasi 02;45 menit.
Isinya, ADS melantunkan ayat Suci Alquran di ranjang ‘kupu-kupu’ private ICCU, rumah sakit di Singapura, lantai 6 Tower B Month Elizabeth Hospital, Singapura.
“Aktivitas yang tidak pernah bapak tinggalkan setiap hari.. walaupun sedang sakit..” tulis Devo Khaddafi (46), satu dari delapan anak almarhum, di caption akun facebook-nya.
Video itu diunggah 20 Agustus 2021. Ini tiga hari pasca-kematian ayahnya, Senin (16/8/2021) dini hari.
Video itu direkam 4 tahun lalu. Tepatnya 5 September 2017.
Tribun sempat mewawancara perekamnya, M Adam Pare (53 tahun), Rabu (25/8/2021) malam.
“Itu saya rekam sembunyi-sembunyi, pas Puang Salam baru dua hari habis operasi transplantasi ginjal. Yang duduk dikursi itu Hendra, supir kesayangan Puang,” ujar pria yang lebih dua dekade, jadi pendamping ADS.
Sejatinya ada dua klip video. Satu berdurasi 01;14 menit dan yang kedua 0;58 detik.
Isinya sama. ADS melantunkan ayat Quran sambil bersadar di ranjang rumah sakit.
Lamat-lamat lantunan ayat itu terdengar lancar. Lafalan ayat dan tajwidnya juga fasih untuk ukuran Muslim awam Indonesia.
Potongan Alquran bacaan ADS itu ayat ke-7 Atthalaq; surah ke-65 dari 114 surah Alquran.
Ada dua keyword di ayat itu. Berbagi nafkah dan rezeki serta penegasan Allah SWT membebani cobaan ke hamba yang bisa menanggung.
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”
Kata kunci ’la yukallifu Allah” (Allah tak membebani) seorang hamba hanya dua kali berulang dalam 6.236 ayat Alquran.
Pengulangan kedua ayat ini termaktub di ayat akhir (286) Surah Albaqarah.
Ini adalah dalah satu potongan doa yang ternyata juga sering dilafadzkan almarhum ADS dalam ritus ketuhananNya.
“La Yukallifu itu, memang doa yang sering saya dengar Bapak bacakan, mungkin kebetulan saja yaa,” kata Devo.
Merujuk Hadist Riwayat Bukhari-Muslim, Tafsir Ibn Katsir (701 - 774 H), menyebut potongan doa di dua ayat akhir Surah Albaqarah itu, amat khas dan berbeda dengan 6.234 ayat lainnnya.
Bukan diturunkan ke bumi melainkan dijemput Rasulullah Muhammad di Arsy (langit ke-tujuh) di momen Isra’ Mikraj Rasulullah, 27 Rajab tahun 8 Hijriyah.
Ayat itu turun bersamaan saat Malaikat Jibril ‘sudah mengalah’ dan mengaku tak bisa melanjutkan mengantar Rasulullah bertemu Allah di Sidratul Muntahah, diatas langit ke-7.
Utuk menepis keraguan dan kekhawatiran Muhammad SAW, turunlan ayat 285 dan 286 Surah Albaqarah itu.
“..Aku diutus dengan membawa agama yang hanif (cenderung kepada perkara yang hak) lagi samhah (penuh dengan toleransi/keringanan).
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. (Al-Baqarah: 286) Yakni dari beban, musibah, dan cobaan; atau janganlah Engkau menguji (mencoba) kami dengan cobaan yang tidak kuat kami hadapi.” (HR Muslim)
ADS memang teguh menanggung beban, yang dia yakini sebagai takdir hidupnya.
Tiga pekan sebelum meninggal, selama 13 hari ADS mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Beliau dinyatakan positif Covid-19.
Saat meninggal, ADS sudah terkonfirmasi negatif.
Tiga dekade terakhir, tokoh olahraga nasional ini, memang menanggung beban medik panjang.
Sejak awal dekade 1990-an, ADS begitu disiplin mengkonsumsi belasan ampul obat dan vitamin harian.
Selama lima tahun, dia menjalani terapi medik hemodialisis; atau cuci darah.
Organ filter darahnya, ginjal tak lagi normal.
Hingga akhirnya, tahun 2017 lalu.
“Saya lihat bagaimana Puang melepas Isa (anak perempuan ADS yang kini bermukim di Amerika Serikat) masuk ke ruang operasi untuk melapas satu ginjal untuk ayahnya,” kata Adam, kepada Tribun.
Dikutip dari buku “Andi Darussalam Tabusalla AKU DAN TUHANKU” (Andy Pallawa; Global Publishing, 2020), ADS bertutur tentang beban itu.
Setelah kurang lebih 5 tahun menjalani proses cuci darah (hemodialisa), atas saran dokter, ADS pun melakukan operasi transplantasi ginjal. Waktu lima tahun untuk ukuran Kota Makassar, termasuk sangat jarang.
Maksud saya, sangat jarang pasien yang menjalani cuci darah bisa bertahan.
Beberapa pasien malah sudah meninggal dunia, padahal baru beberapa kali cuci darah.
Tetapi di “Mount Elizabeth Hospital” Singapura, ADS mendapati beberapa pasien yang berusia lanjut dan mengaku sudah 20 tahun menjalani cuci darah.
Sisi religius ADS bukan saat terapi cuci darah dan transplantasi ginjal.
Adam bercerita, sepanjang awal dekade 2000-an, dia menjadi saksi.
“Saya ingat saban naik pesawat ke mana saja, duduk di kereta dari Jakarta ke Cilacap, pasti Puang selau cari Alquran hijaunya.”
Adam berkisah, dia beberapa kali dapat teguran, kalau salah meletakkan Alquran di tasnya.
“Selain disiplin minum belasan obat, dan suntik ke alat pacu ginjal di dada, dia juga disiplin cari Quran,” kenang Adam.