Tribun Edukasi
Proses Pemeliharaan Ulat Sutra Hingga Jadi Benang
Ulat sutra serigkali ditemukan di Sulsel khususnya di Kabupaten Wajo dan Soppeng.
Pada saat larva ulat sutera hanya berukuran 4 mili meter, namun mereka akan terus diberi makan daun murbei.
Ulat sutra sangatlah rakus, mereka makan dalam jumlah besar sehingga tubuhnyapun mulai membesar.
Tubuh mereka terus membesar, membuat kulit mereka mengelupas dan digantikan kulit yang baru.
Proses ganti kulit ini bisa terjadi hingga empat kali hingga larva tumbuh menjadi ular sutera seukuran kurang lebih 8 cm.
Kepompong
Setelah cukup makan, ulat kemudian akan membentuk kepompong atau pupa dengan cara memutar tubuhnya.
Dilansir dari Biology Discussion, kepompong sutra terbuat dari lilitan benang yang tidak terputus sepanjang 300 meter dan dililitkan dengan gerakan kepala yang konstan dari satu sisi ke sisi lain sekitar 65 kali per menit.
Kepompong sutra kemudian terbentuk sebagai kapsul berwarna putih.
Kepompong sutra kemudian dipanen sebelum ulat sutera berubah menjadi ngengat dan memecah kepompongnya.
Panen dilakukan kurang lebih sekitar satu minggu sejam kepompong dibuat.
Pembuatan benang
Kepompong sutra kemudan direndam dan direbus dengan air panas. Setelah direbus, kepompong akan dicari ujung seratnya dan mulai diurai.
Setelah diurai, serat tersebut kemudian akan dipintal dengan cara dipelintil menjadi satu helai benang sutera. Benang kemudian digulung layaknya benang biasa dan juga ditenun menjadi kain sutra yang indah.