Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Edukasi

Proses Pemeliharaan Ulat Sutra Hingga Jadi Benang

Ulat sutra serigkali ditemukan di Sulsel khususnya di Kabupaten Wajo dan Soppeng.

Editor: Sudirman
sudirman/tribunsoppeng.com
Wisatawan asing seringkali mengunjungi Kampung Sabbe di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulsel. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ulat sutra serigkali ditemukan di Sulsel khususnya di Kabupaten Wajo dan Soppeng.

Pemeliharaan Ulat Sutra hingga jadi kepompong tidaklah mudah.

Ulat sutra membutuhkan perhatian yang serius. Apalagi cara memberikannya makanan perlu diperhatikan.

Setelah menjadi kepompong maka akan dproduksi menjadi sutra dengan harga lebih mahal.

Dilansir dari World History Encyclopedia, tenunan sutra pertama yang pertama ditemukan di situs Qianshanyang juga Zhenjiang China, dan diperkirakan dibuat pada tahun 2.700 Sebelum Masehi.

Sutra dibawa ke negeri barat untuk dijual, namun selama ribuan tahun bangsa Tiongkok merahasiakan asal muasal kain indah tersebut.

Benang sutra

Berikut adalah proses pengolahan ulat sutra hingga menjadi benang sutra, yaitu:

Telur

Tahap pertama dari pembuatan benang sutra adalah bertelurnya ngengat sutra (Bombyx mori) yang berwarna putih dan berpola coklat.

Dilansir dari Sciencing, ngengat sutra tidak makan atau minum pada akhir siklus hidupnya melainkan akan kawin, bertelur, dan mati.

Ngengat betina akan bertelur dalam jumlah besar, yaitu sekitar 200 hingga 400 butir telur. Ngengat betina akan menaruh dan merekatkan telurnya di atas daun murbey.

Telur ngengat kemudian diinkubasi hingga 12 hari hingga menetas.

Larva

Larva yang baru menetas kemudian dipindahkan dengan hati-hari dari ruang inkubasi ke ruang pemeliharaan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved