Kolom Perspektif
Merdeka dan Hijrah
Merdeka menjalankan ibadah kepada Allah dan mengatur kehidupan masyarakat sesuai tuntunan syariah.
Terus berlangsung sampai akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945.
Selanjutnya pada peristiwa Hijrah Rasulullah, saat tiba di Medinah langkah pertama beliau adalah membentuk negara dan pemerintahan yang didasarkan pada Piagam Medinah.
Negara yang plural bersama kaum Yahudi dan suku Arab lainnya.
Diatur dalam perjanjian bersama untuk saling menghormati agama masing-masing dan saling melindungi dari serangan musuh.
Hal ini juga mirip dengan Pancasila dan UUD 1945 saat awal kemerdekaan Indonesia.
Dijadikan sebagai dasar dan konstitusi negara agar dapat menggapai cita-cita kemerdekaannya.
Merdeka dan hijrah memiliki semangat yang sama. Selepas proklamasi oleh Soekarno - Hatta maka teriakan dan tulisan "Merdeka atau Mati" menghiasi atmosfer dan dinding-dinding kota di seluruh Indonesia.
Itu menggambarkan suasana batin para pejuang yang ingin merdeka. Lebih baik mati daripada kembali dijajah.
Merdeka menjadi dambaan setiap rakyat Indonesia agar bebas dari penindasan dan penjajahan.
Indonesia telah merdeka 76 tahun yang lalu. Apakah semangat juang kemerdekaan ini masih relevan dengan kondisi sekarang?
Tentu saja masih relevan. Perjuangan merdeka di era sekarang bukan lagi merdeka fisik tapi merdeka jiwa.
Merdeka jiwa berarti memberi ruang yang besar kepada pengembangan potensi yang Allah telah anugerahkan kepada manusia. Pendidikan salah satu jalurnya.
Untuk itu dibutuhkan pendidikan yang memerdekakan.
Tidak mengungkung dan membelenggu. Pendidikan yang memanusiakan manusia.
Berkembang menuju keadaan terbaiknya sesuai fitrahnya yang cenderung kepada kebenaran, kebaikan dan keindahan.