Tribun Makassar
Hari Ini, 30 Peserta Isolasi di BBPK Antang Dinyatakan Sembuh
relawan tim bantuan medis (TBM) Unhas, UMI, UIN, dan Unismuh sudah melakukan sterilisasi di ruangan-ruangan
Penulis: Siti Aminah | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Peserta isolasi mandiri yang ada di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Kota Makassar perlahan membaik, beberapa diantaranya dinyatakan telah sembuh.
Relawan Kesehatan, dokter Hisbullah Amin mengatakan, sejauh ini sudah ada 73 masyarakat yang terinfeksi covid-19 dengan gejala OTG dan ringan yang dirawat di sana. Sekira 40 lebih yang dipulangkan karena sudah sehat.
"Hari ini ada 30-an yang pulang karena sudah sembuh," ucap Hisbullah Amin kepada tribun-timur.com, Kamis (12/8/2021) malam.
Siang tadi, relawan tim bantuan medis (TBM) Unhas, UMI, UIN, dan Unismuh sudah melakukan sterilisasi di ruangan-ruangan yang ditempati pasien sebelumnya.
Besok, pihaknya akan kembali menerima pasien OTG dan ringan untuk diberi layanan isolasi.
"Kita akan terima lagi sesuai yang keluar hari ini. Karena bed yang disediakan di BBPK terbatas, kami menerima kalau sudah ada yang keluar," jelasnya.
Dijelaskan Hisbullah, tempat isolasi di BBPK Antang cocok bagi klaster keluarga.
Sebab kamar yang disediakan terdiri dari dua bed, sehingga mereka bisa menempati kamar yabg sama.
Meski begitu, kawasan karantina di BBPK Antang tetap menerima pasien covid perseorangan.
"Kita memberikan kesempatan bagi siapapun yang mau mendapatkan layanan isolasi terpusat ini," ujarnya.
Adapun fasilitas isolasi yang dihadirkan mulai dari kontrol kesehatan, pemberian makanan tiga kali sehari, pemberian obat dan vitamin.
"Mereka juga dilaundrykan pakaiannya, dijemput dan diantar ke kamarnya jika sudah selesai," jelasnya.
Setiap kamar terdiri 2 tempat tidur single bed, televisi, meja kerja, kamar mandi, dan lemari pakaian.
BBLK juga memiliki fasilitas olahraga dan lapangan luas.
Mereka yang menjalani karantina bisa dengan leluasa mengakses spot yang ada di BBPK agar tidak bosan berada di kamar.
"Bisa keluar jalan-jalan karena kawasan kami di sana sangat luas, ada tamannya. Sehingga yang diisolasi tidak merasa suntuk dan bosan. Ini bisa menaikkan imun," tuturnya.
Tak hanya itu, tempat karantina juga menyediakan layanan besuk bagi keluarga pasien.
"Ada ruangan khusus, kami beri kesempatan mereka bertemu keluarganya. Tapi dengan protokol kesehatan ketat," tambahnya.
Sebelumnya, koordinator Relawan Covid-19 Sulawesi Selatan, Anastsaqif Catur Risqullah mengatakan, animo masyarakat untuk ikut isolasi ini sangat tinggi.
Dibuktikan dengan banyaknya yang melakukan pengisian formulir.
Artinya, masyarakat semakin tinggi kesadarannya untuk mencegah penularan yang lebih meluas.
Sebanyak enam dokter dan kurang lebih 20 relawan yang terlibat dalam program isolasi ini.
Mereka melakukan kontrol secara berkala untuk mengupdate perkembangan kesehatan pasien.
"Kami stay 24 jam untuk melakukan kontrol, karena pasien yang dirawat perlu terus dipantau perkembangannya," sebutnya.
Jika ada pasien yang mengalami gejala mengarah ke berat, akan dipindahkan ke ruangan resusitasi.
"Ini kami sediakan jika terjadi keadaan kritis pada pasien dan membutuhkan penanganan yang serius sambil menunggu persiapan dirujuk ke RS," tuturnya.