Kisah Apriyani Rahayu, Dari Raket Ayah yang Dibeli di Makassar Kini Berjuang di Olimpiade Tokyo 2020
Apriyani Rahayu berlatih bulu tangkis pertama kali menggunakan raket milik sang ayah yang dibeli di Makassar tahun 1983.
Apriyani Rahayu hampir putus asa mengejar mimpi bulu tangkisnya.
Hingga akhirnya memutuskan untuk pindah ke Konawe dan tinggal di keluarga sang pelatih sambil tetap melanjutkan sekolah.
Setelah pindah, banyak prestasi di tingkat kabupaten yang diraih oleh Apriyani Rahayu.
Hingga Apriyani Rahayu diminta oleh Pengcab PBSI Konawe untuk dibawa ke Jakarta.
4. Bertanding saat ibu meninggal dunia

Apriyani Rahayu ke Jakarta di tahun 2011 dan dibawa ke PB Pelita milik Icuk Sugiarto di kawasan Kosambi, Jakarta Barat.
Awalnya, Icuk Sugiarto tak langsung mau menerimanya, namun karena berbagai pertimbangan di antaranya datang dari jauh dan anak dari keluarga kurang mampu, Apriyani Rahayu akhirnya diterima berlatih di PB Pelita.
Namun Apriyani Rahayu hanya diberi waktu tiga bulan untuk memperlihatkan kemampuannya.
Jika tidak ada progress maka Apriyani Rahayu harus keluar.
Di bawah bimbingan pelatih yang mumpuni serta sparring yang lebih banyak, Apriyani Rahayu giat berlatih.
Kesempatan pertama Apriyani Rahayu adalah tampil di ajang Sirnas Djarum 2012 di Banjarmasin.
Saat itu Apriyani Rahayu bermain di nomor tunggal putri dan langsung kandas di babak pertama.
Apriyani Rahayu kemudian mendapat arahan dari pelatih, Toto Sunarto agar beralih ke nomor ganda.
Sang pelatih ternyata melihat bakat Apriyani Rahayu lebih cocok untuk bermain di nomor ganda.
Apriyani Rahayu pun akhirnya pindah ke nomor ganda campuran dan ganda putri.