Tribun Makassar
Akui Perbuatannya, Agung Sucipto Ajak Kontraktor Tak Beri Uang Terima Kasih ke Pejabat
Agung meminta agar kasus ini bisa menjadi pembelajaran agar mereka tidak mengulangi hal serupa.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Hasriyani Latif
Adapun agenda selanjutnya adalah pembacaan putusan oleh Majelis Hakim, pada Senin (26/7/2021) mendatang.
Berurai Air Mata
Agung Sucipto terdakwa penyuap Gubernur Sulsel non-aktif, Nurdin Abdullah (NA) menjalani sidang penyampaian pembelaan (Pledoi) di ruang Sidang Utama sidang penyampaian pembelaan (Pledoi) di ruang Sidang Utama, Prof Harifin A. Tumpa, Pengadilan Negeri Makassar, Kamis (22/7/2021).
Sidang dipimpin oleh Hakin Ketua Ibrahim Palino, didampingi dua Hakim Anggota, yaitu M. Yusuf Karim, dan Arif Agus Nindito.
Dalam pledoinya Agung Sucipto menyampaikan agar kasusnya ini bisa menjadi pembelajaran bagi kontraktor lainnya, agar tidak melakukan perbuatan yang sama.
"Saya akul ini mungkin terdengar munafik ketika pesan ini disampaikan oleh saya. Tapi tolong jadikan masalah saya ini sebagai pembelajaran agar sistem yang berjalan ini bisa berubah di kemudian hari," ujar Agung.
"Saya yakin ketika teman-teman kontraktor sepakat dan bisa bersikap secara bulat, maka sistem itu akan berubah dengan sendirinya," lanjutnya .
Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Bulukumba, karena membuat mereka kecewa atas apa yang dilakukannya.
Agung juga menyampaikan permintaan maafnya kepada istri, anak-anak, hingga cucu-cucunya.
"Untuk keluarga saya, mohon maafkan saya. Maafkan saya tidak bisa menjadi suami yang baik bagi istri saya. Saya berharap Semoga masalah ini bisa kita lalui bersama," kata Agung dengan suara bergetar.
"Mungkin ini menjadi hukuman Tuhan kepada saya terhadap beberapa kesalahan yang saya lakukan yang telah melukai hati istri saya. Sekali lagi maafkan saya," sambungnya.
Saat meminta maaf kepada anak-anaknya, Agung tak lagi kuasa membendung air matanya.
Sambil terisak Agung mengakui telah gagal menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya.
Serta gagal menjadi Ayah dan Kakek yang baik bagi anak-anak dan cucunya.
"Untuk anak-anak saya, maafkan papa. Maafkan karena papa bukanlah ayah yang baik saat ini. Maafkan karena papa telah gagal menjadi panutan dan contoh yang baik bagi kalian. Maafkan papa karena gagal menjadi ayah yang baik untuk kalian," kata dengan suara terisak.