Penanganan Covid
Rekam Jejak CEO Sinovac Weidong Yin Dari Dokter Pernah Digugat Pemegang Saham dan Suap BPOM China
Perusahaan CEO Sinovac Biotech Ltd, Weidong Yin saat ini memproduksi Vaksin Sinovac. Pemerintah Indonesia memesan 125 juta dosis Vaksin Sinovac.
Sidang perkara tersebut berlangsung dari tanggal 3 sampai 5 Desember 2018.
Pada 19 Desember 2018, hakim Antigua menjatuhkan putusannya sepenuhnya mendukung Sinovac.
Pengadilan menolak klaim 1Globe Capital dan menyatakan rights plan diadopsi secara sah sesuai ketentuan hukum Antigua.
Baca juga: Bakal Dijual di Klinik Kimia Farma, ini Perbedaan Vaksin Sinopharm dengan Vaksin Sinovac
Pada tanggal 29 Januari 2019, 1Globe Capital mengajukan pemberitahuan banding terhadap keputusan Antigua.
Pada tanggal 4 Maret 2019, 1Globe Capital mengajukan permohonan bantuan sementara yang mendesak, meminta untuk mencegah Sinovac melaksanakan rights plan-nya hingga selesai banding.
Permohonan ini disidangkan pada tanggal 4 April 2019, Pengadilan Banding mengeluarkan perintah menahan Sinovac melaksanakan aksi korporasinya.
Apalabila, dapat mempengaruhi hak atau kepemilikan 1Globe Capital atau mendistribusikan saham barunya.
Mengutip Washington Post, Sinovac ternyata memiliki sejarah penyuapan di China.
Persoalan suap ini memang bukan di era vaksin Covid-19.
Baca juga: Efektivitas Vaksin Komersial Sinopharm Dagangan Kimia Farma Lebih Tinggi Ketimbang Sinovac
Skandal penyuapan terungkap pada 2016 silam, di mana Sinovac menyuap Badan Pengawas Obat dan Makanan China.
Suap tersebut ternyata terkait dengan izin pengembangan vaksin SARS pada 2003 dan flu babi pada 2009.
Sinovac juga mengakui kasus suap yang melibatkan pemimpinnya, Weidong Yin.
Perusahaan menyebutkan tak bisa menolak permintaan sejumlah uang dari pejabat saat itu sehingga mau tidak mau terjadilah penyuapan.
Yin yang juga merupakan pendiri dan kepala eksekutif perusahaan juga mengaku telah membayar suap lebih dari US$ 83.000 periode 2002-2011.
Sebagai imbalannya, pejabat regulasi akan mengupayakan sertifikasi Vaksin Sinovac untuk SARS, flu burung, dan flu babi.
Baca juga: Arab Saudi Tak Akui Vaksin Sinovac dan Sinopharm, Indonesia Cari Vaksin Johnson & Johnson