Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Advent Bangun

Kisah Advent Bangun, Mantan Preman yang Jadi Aktor dan Atlet Terkenal Higga Mancanegara

Anda yang lahir di tahun 1980-1990-an, pasti kenal dengan pemain film laga Advent Bangun

Editor: Muh. Irham
Advent Bangun 

TRIBUN-TIMUR.COM - Anda yang lahir di tahun 1980-1990-an, pasti kenal dengan pemain film laga Advent Bangun. Salah satu film yang paling hits di eranya berjudul Si Buta dari Gua Hantu.

Di film itu, Advent Bangun berperan sebagai pemeran utama.

Tahukah Anda, jika sebelum jadi aktor, Advent Bangun adalah seorang preman di kawasan Tanjung Priok, Jakarta.

Hal itu bermula ketika pada tahun 1968, anak kedelapan dari delapan saudara, Advent Bangun, menginjakkan kakinya di pelabuhan Tanjung Priok berdua bersama seorang kakak perempuannya.

Asal tahu saja, pada tahun-tahun itu Tanjung Priok sedang rawan-rawannya.

Terbukti, 30 orang pelaut langsung saja menggoda kakaknya yang membuat darah Advent mendidih.

Ia marah. Tapi apa yang bisa dilakukannya menghadapi 30 pelaut-pelaut yang beringas? Tentu saja dia babak belur!

Untungnya sang kakak tidak diganggu. Namun dari situlah timbul dendam.


Advent Bangun (Kompas)

Advent bertekad tidak akan membiarkan orang lain menggoda orang lain di hadapannya.

Ia siap membela siapa pun yang lemah (terutama perempuan) yang mendapat gangguan seperti yang dialami kakaknya.

Tetapi dendam itu cuma bercokol sebentar di dadanya. Sebab tahun 1972 perasaan itu hilang sama sekali.

Empat orang muridnya, yang kemudian mengaku merupakan orang-orang yang juga ikut ngeroyoknya di Tanjung Priok dulu, dimaafkannya.

Tak ada lagi dendam. Yang ada adalah keinginan, berprestasi di tingkat dunia. Dan berhasil!

Advent masuk lima besar karateka kelas dunia pada World Games di Santa Clara, Amerika Serikat, tahun 1981.

Ia juga pernah juara ketiga di Asia Pasific II tahun 1976 dan juara tiga Asia Pacific V tahun 1983 di Nagoya, Jepang untuk kelas 80 kilogram ke atas.

Dengan prestasi kelas dunia itu, Advent disebut karateka besar yang dimiliki Indonesia.

Dan ia tentu merasa cukup bangga, sebab melalui karate pun ia bisa mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.

Melalui karate, ia pernah menjelajahi Paris, Roma, Inggris, Amerika, Australia, Jerman Barat, Belanda, dan banyak lagi.

Ia juga mulai menghiasi perfiliman laga Indonesia sekitar tahun 1980-an.

Basmi Premanisme

Berbicara tentang Tanjung Priok, baru-baru ini,  Presiden Jokowi sampai telepon Kapolri basmi aksi premanisme di Pelabuhan Tanjung Priok ini. 

Pada Juni 2021 lalu, Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Guruh Arif Darmawan mengatakan telah mengamankan 24 orang terkait kasus dugaan pungutan liar (pungli) sopir truk kontainer di wilayahnya.

Dua lokasi tersebut, yakni di Depo PT. Greating Fortune Container (GFC) dan PT. Dwipa Kharisma Mitra Jakarta.

Guruh menyebut, ke-24 orang itu kini masih dalam pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Utara

Penangkapan tersebut bermula ketika Presiden Joko Widodo berdialog dengan para pengemudi truk kontainer di Terminal Tanjung Priok, Kamis pagi.

Saat itu Jokowi melapor ke Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo perihal kriminalitas yang kerap terjadi di kawasan Terminal Tanjung Priok.

Setelah menerima laporan tersebut, Tim Gabungan Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara dan Sat Reskrim KPPP Pelabuhan langsung melakukan penyelidikan.

Dari penyelidikan tersebut, polisi juga mengamankan barang bukti berupa uang senilai Rp 664.000, 4 unit Handy talky (HT), 9 unit ponsel.

Terlepas dari itu, keganasan preman Tanjung Priok ternyata pernah 'melahirkan' atlet karate yang kemudian jadi aktor laga legendaris Indonesia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved