Hamzah Haz
Masih Ingat Hamzah Haz? Eks Wakil Presiden Pernah Dikabarkan Meninggal, Kondisi Sekarang Sudah Beda
Masih Ingat Hamzah Haz? Eks Wakil Presiden pernah dikabarkan meninggal, kondisi sekarang sudah beda
Penyerahan koleksi milik kedua Wakil Presiden ini merupakan bagian dari program kerja Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti.
Itu dalam hal pengkajian dan pengumpulan koleksi terkait dengan tokoh Wakil Presiden Republik Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan menggali potensi nilai dan informasi koleksi yang akan dipamerkan dan dikomunikasikan kepada masyarakat sebagai bagian dari perjalanan hidup para Wakil Presiden Republik Indonesia.

Tahapan selanjutnya dari kegiatan ini adalah kegiatan kajian yang hasilnya akan menjadi rekomendasi dalam menarasikan koleksi tersebut ke dalam tata pamer di Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti.
Koleksi-koleksi tersebut tentunya akan menambah keragaman koleksi dan informasi yang dimiliki oleh Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti.
Museum ini telah menyimpan koleksi enam presiden, mulai dari Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdulrahman Wahid, Megawati, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
Try Sutrisno menjadi Wakil Presiden pertama yang menyerahkan koleksi-koleksi milikinya kepada Museum Kepresidenan Balai Kirti.
Museum Kepresidenan Balai Kirti juga berfungsi sebagai wahana rekreasi dan edukasi untuk memperoleh informasi dari sajian memorabilia serta visual dari para presiden dan wakil presiden Indonesia.
Harapannya, pengunjung bisa menghayati, mengapresiasi, dan meneladani jejak langkah serta prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing Presiden Republik Indonesia selama masa baktinya.
Profil Hamzah Haz dikutip dari Kompas.com dengan judul "Profil Wakil Presiden RI: Hamzah Haz (2001-2004)"
Hamzah Haz merupakan wakil presiden ke-9 Republik Indonesia yang menjabat pada periode 2001-2004
Saat itu, ia mendampingi Megawati Soekarnoputri yang menjadi Presiden RI menggantikan Abdurrahman Wahid.
Seperti apa sosok Hamzah Haz?
Profil Hamzah Haz
Melansir pemberitaan Harian Kompas, 27 Juli 2001, Hamzah Haz dilahirkan pada 15 Februari 1940.
Masa remajanya banyak dihabiskan di Ketapang dan Pontianak.
Menurut pengakuan guru SMP-nya, Syamsumin, Hamzah termasuk siswa pendiam tetapi sangat gemar dalam berorganisasi.
Pada 1961, Hamzah merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan studi di Akademi Koperasi.
Di kota ini, ia masih tetap memperlihatkan kegemarannya dalam berorganisasi, yakni aktif pada Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalbar.
Hamzah pun dipercaya menjadi ketua organisasi itu pada periode 1962-1965.
Setelah menamatkan Akademi Koperasi pada 1965, Hamzah lalu kembali ke Pontianak.
Di sana, ia langsung dipercaya menjadi Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kalbar pada 1965-1971
Pada pertengahan masa jabatannya di PMII, ia juga diangkat menjadi anggota DPRD I Kalbar mewakili NU.
Saat NU bersama partai-partai Islam lainnya melebur diri menjadi PPP pada 1971, ia aktif di dalamnya.
Ia kemudian dipercaya menjadi salah seorang Wakil Ketua DPW PPP Kalbar hingga tahun 1982.
Jadi anggota DPR dan menteri Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1971, PPP Kalbar berhasil meraih satu kursi untuk DPR, Hamzah pun dipercaya menempatinya.
Hingga 1990-an, karier Hamzah banyak dihabiskan sebagai anggota DPR RI.
Ia juga sempat menjadi Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan selama dua periode, yaitu 1992-1997 dan 1997-1998.
Di masa pemerintahan BJ Habibie, ia dipercaya untuk mengemban jabatan Menteri Negara Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal pada Mei 1998.
Namun, setahun kemudian, mengutip Harian Kompas, 10 Mei 1999, Hamzah Haz mengundurkan diri untuk menghormati kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang melarang menteri berkampanye.
Ia ingin berkonsentrasi menjadi juru kampanye PPP yang dipimpinnya.
"Kalau PPP menang, bukan hanya jabatan menteri yang bisa kami raih, tetapi juga jabatan presiden bisa dijabat oleh kader PPP dan ini bukan hal yang mustahil," kata dia.
Di era Gus Dur, Hamzah dilantik sebagai Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Menko Kesra dan Taskin) pada 29 Oktober 1999.
Tak sampai satu bulan, Hamzah kembali mengundurkan diri sebagai menteri. Alasannya pun sama, ingin berkonsentrasi di PPP.
Menjadi wakil presiden
Pada 2001, ia terpilih menjadi wakil presiden ke-9 setelah unggul dalam tiga putaran pemilihan yang dilakukan oleh anggota MPR.
Ia menyisihkan beberapa nama lainnya, seperti Akbar Tanjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo.
Di luar karier pemerintahan, Hamzah juga pernah menjadi guru SMA Ketapang (1960-1962), wartawan Harian Bebas, dan Pemimpun Umum Harian Berita Awau, dikutip dari Harian Kompas, 27 Juli 2001.
Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua NU Wilayah Kalbar (1970-1982) dan Penasihat Pengurus NU Wilayah Kalbar (1982).
Hamzah juga mearih gelar doctor honoris causa dari The American World University, AS pada 21 Desember 1998.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sempat Dirawat di RSPAD, Hamzah Haz: Kini Saya Mulai Bisa Berjalan Lagi"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Try Sutrisno dan Hamzah Haz Tambah Koleksi Museum Kepresidenan Balai Kirti "