Gegara Covid-19, Peternak Asal Gowa Curhat Warga Makassar Enggan Beli Sapi Kurban
Haji Ilham adalah peternak sapi asal Malino Kabupaten Gowa yang berjualan di Jl Herstaning, Kota Makassar.
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama setahun lebih ini turut berefek pada tingkat penjualan sapi kurban.
Padahal, kurang lebih tiga pekan lagi umat Islam akan merayakan hari raya Iduladha 1442 H.
Haji Ilham (37) mengungkapkan, pandemi Covid-19 membuat penjualan sapi kurbannya menurun dua tahun ini.
Haji Ilham adalah peternak sapi asal Malino Kabupaten Gowa yang berjualan di Jl Herstaning, Kota Makassar.
Ia sudah satu pekan berjualan sapi kurban.
Akan tetapi penjualan sapi kurbannya dalam satu pekan ini masih belum genap sepuluh ekor.
Padahal pada 2019 lalu, Haji Ilham sudah mampu menjual hingga puluhan ekor hanya dalam sepakan.
"Masih sepi satu Minggu ini. Pandemi Covid-19 berefek mau tidak mau. Dulu sudah laku puluhan ekor dalam sepekan sebelum pandemi, ini baru sepuluh," ujar Haji Ilham.
Haji Ilham menjelaskan, ia memiliki empat jenis sapi kurban.
Mulai dari sapi Brahma, Simental, Sapi Bali, hingga sapi Lemosin.
Ia mengatakan, sapi paling mahal adalah sapi yang memiliki berat 1 ton. Harganya mencapai 45 juta.
Sapi berat satu ton tersebut biasanya dibeli oleh pejabat. Haji Ilham memiliki tujuh jenis sapi berat satu ton.
"Ada tujuh ekor," katanya.
Sementara harga paling rendah adalah sapi dengan berat 50 sampai 60 kilogram. Harganya mencapai Rp10 juta.
"Stok sapi kami ada di Malino, biasanya kalau ada permintaan baru kami bawa ke sini lagi," katanya.
Haji Ilham mengatakan animo pembeli sapi kurban biasanya baru meningkat pada 10 hari jelang Hari Raya Iduladha.
Haji Ilham sendiri sudah turun temurun menekuni usaha ternak sapi. Ia juga pernah ikut sama kakaknya.(*)