Klakson
Upacara
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo mewajibkan ASN untuk upacara bendera di setiap hari Senin.
Yang banyak malah merampok tanah airnya dengan tanda utama korupsi yang rimbun di era gulita itu.
Dengan pengalaman Orba itu, upacara sebagai obat krisis cinta pada NKRI terkesan sebagai sesuatu yang tak rasional.
Bahkan mungkin pula tak relevan dengan persoalan akarnya.
Tahjo kurang lebih bilang, upacara ini untuk meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Persoalannya, siapa yang meracuni otak warga hingga mereka tak cinta lagi negerinya?
Apalagi program upacara ini diperuntukkan bagi ASN--artinya ASN diasumsikan luntur cintanya pada bangsa dan NKRI--sesuatu yang nyaris mustahil sebenarnya.
Seharusnya pemerintah melacak dengan seksama mengapa warga luntur cintanya pada negeri ini.
Apakah relevan dengan upacara ramai-ramai di setiap Senin rasa cinta yang dianggap luntur itu dapat bersemi lagi?
Atau dengan upacara, rasa cinta pada negeri ini kian subur dan berlipat ganda?
Barangkali memang benar bila krisis cinta pada NKRI beroptensi merusak negeri.
Tetapi apa benar upacara obat mujarabnya? Entah apa jawaban untuk pertanyaan ini.
Tetapi upacara memang perlu disorot; apa benar upacara menyelesaikan masalah?
Bagiku--mungkin juga Anda--upacara tak menyelesaikan masalah.
Ia malah menjadi perkara atas segala masalah.
Para ASN yang diwajibkan upacara itu tak sedikit diantaranya mengidap penyakit tertentu.