Tribun Makassar
Makassar Masih Zona Orange Covid-19, Pemkot Makassar Optimistis Gelar Sekolah Tatap Muka
Makassar Masih Zona Orange Covid-19, Pemkot Makassar Optimistis Gelar Sekolah Tatap Muka
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Meski masih berstatus zona orange covid-19, Pemerintah Kota Makassar tetap mencanangkan pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang.
Padahal seharusnya, pelaksanaan sekolah tatap muka hanya dianjurkan bagi wilayah yang minimal berstatus zona kuning.
Terlebih dalam sepekan terakhir kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan, hingga Rt Makassar kembali naik di atas satu.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Makassar Amalia Malik, Jumat (11/6/2021) mengatakan penyelenggaraan sekolah tatap muka memang tidak diperkenankan bagi zona orange.
Namun ia mengaku telah mendapatkan izin dari pusat terkait pelaksanaan tersebut.
Dan hal ini tetap dikembalikan ke daerah masing-masing yang notabene lebih memahami kondisi.
"Dari pusat kemarin, kita sudah ada dari Dirjen, itu yang mengetahui betul adalah daerah masing-masing," ujarnya.
Sesuai dengan kebijakan wali kota Makassar, yang menjadi patokan utama pelaksanaan tetap mengikuti jumlah vaksinasi.
Dimana dari laporan vaksinasi terhadap guru telah rampung sepenuhnya.
"Jadi kalau kebijakan dari wali kota, pada prinsipnya kita memenuhi syarat, seluruh tenaga pendidik dan kependidikan sudah divaksinasi," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Makassar, Danny Pomanto mengaku tetap akan mempersiapkan pembelajaran tatap muka tersebut.
"Kalau zona orange belum bisa, kalau sudah zona kuning sudah bisa, kita persiapkan saja," terangnya.
Ia pun optimis dapat menurunkan kasus hingga zona kuning dalam dua pekan ke depan.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar telah menurunkan tim verifikatornya berjumlah sekitar 200 orang, di 14 Kecamatan untuk persiapan sekolah tatap muka.
"Verifikator itu semua pegawai, baik negeri maupun kontrak, termasuk didalamnya itu pengawas sekolah. Kami turunkan di 14 kecamatan, untuk melakukan verifikasi dan validasi syarat tatap muka," ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan, Nielma Palamba, Selasa (8/6/2021).
Nielma mengatakan, jika tim verifikator tersebut telah diturunkan sejak 3 Juni 2021 lalu, dan rencananya akan selesai pada 15 Juni 2021 mendatang.
"saya kasi waktu sampai tanggal 15 Juni, cukup lama juga sih, karenakan mereka harus benar benar memastikan," jelasnya.
Ada 46 indikator terdiri dari 4 komponen, yang akan ditanyakan ke sekolah-sekolah untuk memastikan kesiapan mereka dalam melakukan pembelajaran tatap muka.
Pertama administrasi, kedua adanya jadwal pembelajaran, ketiga adalaj fasilitas, dan keempat adalah faktor resiko.
"Administrasi itu misalnya, adanya tim gugus covid di setiap sekolah," jelasnya.
Kedua, terkait dengan pembelajaran, Nielma mengatakan, sekolah harus memastikan jadwal atau roster mata pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.
"Kalau SD itu maksimal dua jam, kalau SMP maksimal 3 jam. Itu yang harus disiapkan oleh guru dan satuan pendidikan," katanya.
Ketiga adalah fasilitas, setiap sekolah harus memastikan sekolah itu bersih aman.
Misalnya tersedianya sarana cuci tangan, kemudian memastikan adanya toilet yang bersih,sumber air yang jelas, seperti itu.
Terakhir, memastikan seluruh guru dan tenaga pendidikan sudah dilakukan vaksinasi.
"Masih banyak komponen lain, tapi intinya itu ada 46 listing yang harus diverifikasi, yang disediakan oleh verifikator," terangnya.
Untuk memudahkan tim verifikator, Disdik telah membekali mereka dengan aplikasi.
"Kami bekali merek dengan aplikasi, untuk memudahkan melakukan ceklist 46 indikator, itu yang harus dipenuhi oleh sekolah untuk boleh melaksanakan sekolah tatap muka," kata Nielma.
Namun, ia menjelaskan jika pembelajaran tatap muka, juga harus meminta persetujuan dari orang tua siswa.
"Itu masuk ke indikator resiko, kami ingin anak - anak yang masuk ini sehat. Kalau tidak sehatkan beresiko. Jadi pernyataan orang tua itu untuk memastikan anaknya sehat," jelasnya.
Sehingga, orang tua siswa berhak untuk menolak untuk mengikutkan anaknya dalam pembelajaran luring.
"Iya itu semua orang tua yang tahu, bukan guru. Apalagi sudah satu tahun tidak bertemu," ucapnya.
Untuk memastikan kesehatan siswa, pihak Pemerintah Kota Makassar akan melakukan testing kepada siswa sebelum mereka masuk belajar.
"Dari program Makassar Recover, pak walikota memiliki program untuk testing terhadap siswa yang akan masuk belajar tatap muka, dengan test antigen. Sudah disiapkan sekitar 300 ribu alat antigen, untuk disiapkan kepada anak anak," katanya.
Ia pun menerangkan, jika bisa atau tidaknya suatu sekolah melakukan pembelajaran tatap muka, tergantung dari hasil verifikasi.
Sehingga ia mengimbau agar tim Verifikator tetap berintegritas dalam menjalankan tugasnya, jika memang belum memenuhi syarat.
"Jangan dipaksakan, karenakan kesehatan di atas segalanya. Makanya verifikator yang turun ini sudah saya wanti-wanti, jangan tidak memenuhi malah ditulis memenuhi," tutupnya.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, M Ikhsan