Musda Golkar Gowa
Perjalanan Partai Golkar di Gowa, Pernah Berjaya Lalu Terpuruk Setelah Ditinggal Klan Yasin Limpo
Ia terpilih secara aklamasi setelah tiga rivalnya, Muh Yusuf Sommeng, Hoist Bachtiar, dan Andi Muh Ishak dinyatakan tidak lolos pencalonan.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA -- Hajatan politik Musyawarah Daerah X Partai Golkar Kabupaten Gowa baru saja usai, Sabtu (5/6/2021) siang.
Ambas Syam terpilih secara aklamasi memimpin Partai Golkar Gowa.
Ia terpilih secara aklamasi setelah tiga rivalnya, Muh Yusuf Sommeng, Hoist Bachtiar, dan Andi Muh Ishak dinyatakan tidak lolos pencalonan.
Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan, Taufan Pawe meminta Ambas Syam mengembalikan kejayaan partai warisan Orde Baru itu.
Ia meminta Ambas Syam mengembalikan kursi Golkar menjadi 9 kursi.
Sejatinya Partai Golkar pernah menjadi parpol pengusaha di Kabupaten Gowa.
Namun sejak pemilu 2019, sinar Partai Golkar di Kabupaten Gowa tidak lagi terang benderang.
Partai berlambang pohon beringin itu meredup di Kabupaten Gowa sejak ditinggal klan Yasin Limpo. Dominasinya runtuh.
Trah Yasin Limpo terakhir yang memimpin Golkar Gowa adalah Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
Ia menjabat pelaksana tugas Ketua DPD II menggantikan tantenya, Tenri Olle Yasin Limpo.
Namun putra Ichsan Yasin Limpo itu mengundurkan diri sebagai pelaksana tugas Ketua DPD II Golkar Kabupaten Gowa pada 2017 lalu.
Hal itu dikarenakan perbedaan pilihan politik di Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2018 lalu.
Golkar mengusung pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar. Sementara Adnan mendukung ayahnya Ichsan Yasin Limpo.
Pengunduran diri Adnan juga diikuti sejumlah loyalis Ichsan Yasin Limpo, ayah Adnan.
Tujuh dari 9 anggota DPRD Gowa Fraksi Partai Golkar mengundurkan diri.
Antara lain Kasim Sila, Mussadiyah Rauf, Syamsuarni Taco, Hasmawati Lino, Irmawaty Chaeruddin, Akbar Danu Indarta, hingga Ketua DPRD Gowa ketika itu Muh Ansar Zainal Bate.
Ketujuh anggota DPRD Gowa Fraksi Partai Golkar itu memutuskan berlabuh ke partai lain.
Hasilnya, Partai Golkar tak lagi mendominasi di Pemilihan Legislatif 2019 lalu. Beringin hanya meraih tiga kursi parlemen dari tujuh daerah pemilihan Kabupaten Gowa.
Jumlah itu turun drastis dibanding raihan Partai Golkar dalam dua kali Pileg sebelumnya 9 kursi.
Partai Golkar pun harus kehilangan kursi Ketua DPRD Gowa, bahkan gagal membentuk satu fraksi utuh.
Sebaliknya, tiga mantan kader Golkar berhasil lolos meski telah berganti partai.
Seperti Mussadiyah Rauf lolos kembali DPRD Gowa lewat partai Demokrat.
Bahkan Istri Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni Karaeng Kio ini mencatatkan suara terbanyak; 9.236 suara.
Tak ketinggalan Irmawaty Chaeruddin juga lolos ke DPRD Gowa melalui Perindo.
Sementara Muh Ansar Zainal Bate naik level. Mantan Legislator Gowa lima periode itu melanggeng ke kursi parlemen Sulsel lewat Perindo.
Sebelumnya dalam dua kali Pileg di Gowa, 2009 dan 2014, Partai Golkar Gowa yang dipimpin Tenri Olle Yasin Limpo selalu keluar sebagai pemenang.
Pemilu 2014, Golkar meraih sembilan kursi. Mengalahkan Partai Gerindra 8 kursi, PPP 6 kursi, serta PAN 5 kursi.
Golkar pun mendudukkan kadernya Muh Ansar Zainal Bate sebagai Ketua DPRD Gowa.
Sementara Pemilihan Legislatif Provinsi Sulsel, Partai Golkar menyumbang tiga kursi di Dapil 3 meliputi Kabupaten Gowa - Takalar.
Dua diantaranya adalah politisi Golkar asal Kabupaten Gowa; Tenri Olle Yasin Limpo dan Rahmansyah.
Lima tahun sebelumnya, Pemilu 2009, Partai Golkar juga mendominasi Pemilihan Legislatif Kabupaten Gowa.
Partai Golkar meraih sembilan kursi dan mendudukkan kadernya sebagai Ketua DPRD Gowa, Tenri Olle Yasin Limpo.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95