Tribun Sulsel
Adnan IYL, Fahsar, Indah Dinilai Bisa Picu Rivalitas Golkar di Pilgub Sulsel 2024
Adnan IYL, Fahsar, Indah Disebut Bisa Picu Rivalitas Golkar di Pilgub Sulsel 2024
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Hasriyani Latif

Bupati Lutra dua periode itu sedang bertarung memimpin Partai Golkar Luwu Utara.
Luhur menilai konstelasi politik kandidasi Pilgub Sulsel 2024 menjadi lebih terbuka pascakasus hukum yang menimpa Nurdin Abdullah.
Hal itu dinilai membuka peluang kepala-kepala daerah berprestasi untuk berlanjut ke Pilgub 2024.
Ia mengatakan, kepala-kepala daerah yang cukup sukses memimpin, tentu punya asa running di Pilgub.
Apalagi, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman belum dianggap sebagai kekuatan petahana yang setingkat dengan kekuatan elektoral Nurdin Abdullah.
Meski Golkar punya kepala daerah berprestasi, Luhur menilai, Taufan Pawe punya previlege (keistimewaan) akses di kandidasi Pilgub 2024 karena menjabat ketua partai Golkar.
Menurutnya, Golkar secara tradisi selalu mengusung ketuanya di pencalonan Pilgub Sulsel.
Luhur mengingatkan, Partai Golkar sudah terbiasa pada positioning mengusung kader di posisi calon gubernur, bukan sebagai calon wakil gubernur.
Seperti Pilgub Sulsel 2002, Ketua Golkar Sulsel Amin Syam maju calon gubernur.
Pilgub Sulsel 2007, Ketua Golkar Sulsel Amin Syam kembali maju calon gubernur.
Pilgub Sulsel 2013, Ketua Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo maju calon gubernur.
Dan Pilgub Sulsel 2018 Plt Ketua Golkar Sulsel Nurdin Halid maju calon gubernur.
"Bagaimanapun TP sedang memimpin partai, yang secara tradisi selalu mengusung ketuanya di pencalonan Pilgub Sulsel," katanya.
Ia mengatakan, Partai Golkar sudah terbiasa dengan situasi rivalitas antar kader Golkar dalam Pilgub Sulsel.
Dalam tiga dari empat Pilgub Sulsel terakhir, kader Golkar selalu berhadapan.