Tewas Tersengat Listrik
BREAKING NEWS; Kondektur Bus Litha Tewas Tersengat Listrik di Pertigaan Patung Tedong Bonga Torut
Agung (16) kondektur bus Litha dan Co tewas tersengat listrik di jalan poros Ba'tan-Rantepaku, Kelurahan Rantepaku, Kecamatan Tallunglipu
Penulis: Tommy Paseru | Editor: Sudirman
d. Kontak dengan mesin atau alat-alat dalam lingkungan kerja.
e. Pada anak-anak sering disebabkan karena anak mencolek atau menyentuh sumber listrik dengan bahan logam lainnya.
Kenapa sengatan listrik berbahaya?
Dibandingkan dengan luka bakar lainnya, sengatan listrik lebih berbahaya karena luka yang terlihat di permukaan sering kali tidak menggambarkan kondisi sebenarnya dari korban.
Tubuh manusia merupakan penghantar listrik baik, yang berarti bahwa apabila manusia tersengat listrik, maka listrik bisa dihantarkan ke seluruh tubuh sehingga kerusakan yang terjadi bisa sangat luas.
Sering kali kerusakan terbesar terjadi pada jaringan saraf, pembuluh darah, dan otot. Hal ini disebabkan oleh resistensi organ tersebut yang lebih rendah sesuai dengan hukum Ohm.
Apa saja tanda dan gejala dari sengatan listrik?
Tanda dan gejala sengatan listrik bermacam-macam, tergantung organ apa saja yang dilalui dan dirusak oleh arus listrik.
Berat- ringannya kerusakan organ dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: berapa lama kontak dengan arus listrik terjadi, tipe arus listrik dan seberapa kuat arus listrik, bagaimana penyebaran listrik di dalam tubuh, dan bagaimana kondisi kesehatan korban secara umum.
Arus listrik sebesar >200.000 Ampere dengan >30×106 Volt menyebabkan angka kematian yang tinggi walaupun waktu kontaknya singkat.
Saat Anda tersengat listrik, tergantung tingkat keparahannya, hal-hal berikut mungkin terjadi dalam tubuh Anda:
a. Jantung: penurunan atau peningkatan tekanan darah, kerusakan otot jantung, gangguan irama jantung, infark koroner, nyeri dada, dan henti jantung yang bisa menyebabkan kematian.
b. Saraf: nyeri kepala, kelemahan, pembengkakan otak, gangguan status mental, insomnia, gelisah, kejang, koma, dan gangguan sumsum tulang.
c. Otot: kematian otot, sindrom kompartemen.
d. Tulang: dislokasi sendi dan patah tulang.