Kondisi Korban Kebakaran di Jl Tinumbu Makassar, Butuh Bantuan Bahan Material

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lurah Layang, Surgawati mengatakan, saat ini sudah 45 Kepala Keluarga (KK) atau 215 jiwa, yang terdampak kebakaran di Jl Tinumbu, Lorong 149, Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Makassar, Senin (10/5/2021).

Di mana sebelumnya, hanya 42 KK yang tercatat pada Minggu (9/5/2021) kemarin.

Surgawati mengatakan, pelaksanaan puasa di lokasi pengungsian berjalan kondusif, pasalnya pihak Pemerintah Kota Makassar, telah mendirikan dapur umum.

"Ada dapur umum, jadi sahur dan buka warga semuanya disediakan disitu," jelasnya.

Untuk pelaksanaan salat Idul Fitri (Id), pihaknya akan mengikuti instruksi dari Walikota Makassar, Danny Pomanto.

"Nanti kita sebar, baik itu di masjid, maupun di jalan dan di lapangan. Karena masjid kita batasi, cuma 50 persen dari kapasitas," katanya.

Katanya, sudah banyak sumbangan baju, dan perlengkapan salat yang masuk. Baik dari pemerintah maupun kelompok dan individu.

"Ada sumbangan baju, baik yang bekas, sampai yang baru, bahkan ada peralatan ibadah, seperti mukenah dan baju kokoh," terangnya

Pihaknya pun telah mendapat bantuan berupa tenda, selimut, serta paket sembako dan makanan siap saji.

"Tapi saat ini yang masih kekurangan bahan material, kalau makanan banyak yang menyalurkan," tuturnya.

Ia pun berharap, agar kedepannya masyarakat bisa lebih berhati-hati, agar kejadian yang sama tidak terulang. Serta untuk para korban diberikan kesabaran dan ketabahan menghadapi musibah ini.

"Kondisi psikologis masyarakat juga sudah membaik dibanding kemarin, mungkin karena banyak yang datang memberikan bantuan, baik materil maupun moril," tutupnya.

Diketahui, Plt Kepala Dinas Damkar Kota Makassar, Hasanuddin pihaknya masih menunggu pemeriksaan dari pihak kepolisian.

"Dugaan sementara kita menunggu teman teman dari kepolisian, sekarang ini belum bisa dirilis. Mungkin kita menunggu 1-2 hari," ujarnya, Minggu (9/5/2021).

"Karena melihat kondisi yang ada di lokasi, itu ludes terbakar, tentunya kita sangat kesulitan untuk memastikan apa yang menjadi penyebabnya," lanjutnya.