Refleksi Ramadan 1442
Membaca Surat Keputusan Lailatul Qadar
Kita harus menghindari kesalahpahaman tentang konsep takdir yang berarti keterpaksaan (Jabariyah). Kita harus mengetahui tentang konsep takdir (nasib)
Membaca Surat Keputusan Lailatul Qadar
Oleh: Supratman Supa Athana
Dosen Sastra Asia Barat FIB Unhas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Malam yang sangat dinantikan oleh kamu muslimin yang melaksanakan puasa wajib selama bulan Ramadan dan juga amalan utama lainya adalah malam Lailatul Qadar.
Legenda tentang malam seribu bulan, atau legenda Lailatul Qadar begitu kental bagi masyarakat muslim di dunia, termasuk masyarakat muslim di Sulawesi; Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.
Ada banyak kisah legenda Lailatul Qadar yang beredar di tengah masyarakat muslim Bugis-Makassar tentang wujud kekeramatan malam Lailatul Qadar.
Sayangnya, sampai sekarang cerita yang lebih mirip dongengan itu tidak pernah diverifikasi atau pun dijelaskan dengan baik.
Kisahnya lebih banyak bernuasa mistis terkait legenda Lailatul Qadar itu, antara lain:
Seseorang menemukan air membeku seperti es ketika sedang berwudhu
Tiba-tiba ada cahaya seterang lampu memenuhi suatu ruangan.
Tetiba seseorang memiliki kekebalan.
Sekonyong-konyong seseorang memiliki kemampuan berjalan di atas permukaan air.
Seseorang tiba-tiba bisa berada di beberapa tempat dalam waktu yang bersamaan.
Seseorang memiliki kemampuan mendapatkan uang dalam waktu tertentu dan kondisi kritis.
Atau tiba-tiba seseorang menjadi dukun sakti yang mampu menyembuhkan segala macam penyakit.
Legenda-legenda atau cerita tentang seseorang tersebut kerap muncul setelah di akhir atau setelah Ramadan.
Bagaimana seharusnya membaca surat keputusan Lailatul Qadar ini?
"Qadar" secara harfiah berarti ukuran.