Refleksi Ramadan 1442
Membaca Surat Keputusan Lailatul Qadar
Kita harus menghindari kesalahpahaman tentang konsep takdir yang berarti keterpaksaan (Jabariyah). Kita harus mengetahui tentang konsep takdir (nasib)
Qadar juga bermakna takaran, determinasi atau keputusan.
Namun makna literal dari “Qadar” adalah hakikat keberadaan segala sesuatu dan bagaimana ia dibuat.
Dengan kata lain ukuran dan ruang lingkup keberadaan segala sesuatu.
Menurut pandangan kebijaksanaan Ilahi, dalam sistem penciptaan, segala sesuatu memiliki ukuran tertentu dan tidak ada yang tidak terhitung dalam buku catatan.
Dunia memiliki catatan dan buku, dan menurut urutan matematis, masa lalu, masa kini, dan masa depan saling terkait.
Disebutkan, Lailatul Qadar adalah malam ketika semua takdir tahunan manusia ditetapkan dengan pertimbangan berupa kemauan, usaha, otoritas, dan kemampuan manusia.
Banyak diriwayatkan, Lailatul Qadar adalah salah satu malam di paruh kedua Ramadan, yang salah satu dari malam ketujuh belas, kesembilan belas atau dua puluh satu, dan lebih mungkin, dua puluh tiga dari bulan suci Ramadan.
Pada malam ini, yang dikenal dengan malam turunnya Alquran, perbuatan baik dan jahat manusia, kelahiran, kematian, rezeki, haji, ketaatan, dosa dan singkatnya adalah setiap peristiwa yang terjadi sepanjang tahun sesuai dengan kemauan, doa dan kemampuan manusia akan dibuatkan surat keputusan.
Lailatul Qadar selalu dan setiap tahun berulang.
Ibadah pada malam Lailatul Qadar itu memiliki banyak keutamaan dan manfaat untuk keputusan takdir yang baik untuk satu tahun ke depan sangat efektif.
Pada malam Lailatul Qadar, semua peristiwa tahun depan akan ditentukan oleh Tuhan.
Lailatul Qadar menjadi malam yang sangat penting karena beberapa alasan kebajikan;
1. Pengampunan dosa. Imam Sadiq berkata;’ Lailatul Qadar adalah awal dan akhir tahun.’ Imam Kadhim berkata;’ Barangsiapa mandi pada malam Lailatul Qadar dan tetap terjaga sampai subuh, akan terbebas dari dosa-dosanya.’
2. Inti Ramadhan. Imam Sadiq berkata:’Puncak bulan adalah bulan Ramadan dan jantungnya bulan Ramadan adalah Lailatul Qadar.’
3. Lebih mulia dari seribu bulan. Pada malam Lailatul Qadar semua malaikat dan ruh manusia suci turun ke bumi dan menyapa hamba-hamba Tuhan yang merupakan tanda kehormatan selama seribu bulan. Dalam Al-Quran terdapat kalimat:’ Malam kemuliaan Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, ( Surah Al-Qadr; 3).