Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bandar Sabu Ditangkap

Ungkap Pengiriman 95,06 Kilogram Sabu-sabu di Bone, Ketua Granat Sulsel Minta BNN Transparan

Dalam keterangan yang dirilis pada Rabu 21 April 2021, BNN bersama Bea Cukai mengamankan dua orang

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM/KASWADI ANWAR
Mobil yang digunakan membawa 95 sabu di Bone. Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat menangkap tiga orang diduga bandar narkoba di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (18/4/2021) subuh. 

TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia (RI)
mengungkap sindikat narkoba di Pelabuhan Bajoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dalam keterangan yang dirilis pada Rabu 21 April 2021, BNN bersama Bea Cukai mengamankan dua orang anggota jaringan sindikat narkoba berinisial AL dan JA.

Keduanya menyelundupkan sabu seberat 95,06 kilogram dengan menggunakan kapal pada Rabu (14/4/2021).

Keduanya membawa sabu tersebut dari Kalimantan menuju Sulawesi. 

Berdasarkan keterangan tersangka, sabu tersebut akan diserahkan kepada HJA dan MA di Pelabuhan Bajoe, Kabupaten Bone pada tanggal Minggu (18/4/2021).

Usai serah terima sabu itu dilakukan, HJA dan MA yang mengendarai mobil pikap melaju kencang, bahkan menabrak mobil petugas saat berusaha menghadang untuk melakukan pemeriksaan. 

Namun, setelah menabrak sebuah mobil, kedua tersangka melarikan diri dan diberikan tindakan tegas dan terukur. 

Dalam situasi tersebut, satu tersangka berinisial HJA dinyatakan meninggal dunia saat dibawa ke RS untuk dilakukan bantuan medis. 

Sementara itu, tiga tersangka lainnya dibawa ke BNN RI untuk menjalani penyidikan lebih lanjut.

Ketua Gerakan Anti Narkoba (Granat) Sulsel, Jamil Misbach menyatakan BNN harus menjelaskan secara detail barang haram ini dari mana.

"Dikatakan barang dari Kalimantan, Kalimantan mana? Rutenya dari mana? Kalimantan rute yang dilewati kalau bukan Makassar, Parepare. Parepare ke Bajoe. Bajoe ke Kolaka," ujarnya Jumat (23/4/2021).

Tidak mungkin barang itu dari Kalimantan ke Kolaka. Dari Kolaka ke Bajoe, tidak masuk akal," tambahnya.

Jamil Misbach meminta, pihak BNN RI transparan dalam kasus ini. Harus menjelaskan sumber barang ini dari mana.

"Dari mana barang ini awalnya, produsennya dari mana. Pemesannya siapa? Ini harus disampaikan secara terang-menderang ke publik. Jangan ada ditutup-tutupi," pinta Ketua DPC Peradi Makassar ini.

Dengan BNN terbuka dan transparan, kata Jamil Misbach, BNN makin kuat. Kepercayaan masyarakat ke BNN pun meningkat.

"Jangan sampai rakyat berpikir macam-macam," ucapnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved