Inspirasi Ramadan Hamdan Juhannis
Bumi Kebermaknaan (7): Hiduplah Selagi Masih Hidup, Bagai Ikan di Tengah Air Asin yang Tetap Tawar
Orang yang tidak punya daya saring sejatinya sudah kehilangan identitas, jati diri,atau martabat.
Pada kasus ikan, saringan itulah yang membuat dirinya hidup.
Saringan cairan itulah membuat dirinya menggeliat di tengah garamnya air laut.
Saringan cairan itulah membuatnya beridentitas sebagai makhluk hidup.
Ketika tidak bisa lagi menyaring air asin, itu pertanda kematian bagi dirinya.
Samalah dalam kehidupan nyata manusia.
Manusia harus mampu melakukan saringan terhadap pengaruh yang masuk dalam dirinya untuk tetap dianggap hidup.
Dia harus mampu menyaring sesuatu yang bisa mencoreng nilai kemanusiaannya.
Orang yang hidupnya tidak mampu melakukan penyaringan, diombang-ambingkan oleh perubahan, ibaratnya dia sudah mati, mati dalam kehidupan.
Orang yang tidak punya daya saring sejatinya sudah kehilangan identitas, jati diri, atau martabat.
Anda memang menghitung orang seperti itu?
Tentunya tidak, karena anda menganggapnya dia tidak ada secara spirit, meskipun dirinya masih berwujud.
Kehadirannya, ibarat ikan terapung mati terombang ambing dan sudah tergarami oleh asinnya lingkungan kehidupan.
Yah, kita rupanya hanya sibuk makan ikan, tapi lupa belajar dari kehidupannya.
Apa pelajarannya? Hiduplah, ketika masih hidup!(*)
DISCLAIMER:
Dalam Ramadan 1442 H/2021 M ini, Prof Dr Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin, berbagi tulisan Inspirasi Ramadan 2021 dengan tema Bumi Kebermaknaan dan dimuat di Tribun Timur cetak dan di Tribun-Timur.com