Pakai Songkok Bugis dan HP Apple iPhone, Gubernur Sumsel Video Call dengan Ibu Perawat RS Siloam
Pakai songkok Bugis dan HP Apple iPhone, Gubernur Sumsel video call dengan ibu perawat RS Siloam.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pakai songkok Bugis dan HP Apple iPhone, Gubernur Sumsel video call dengan ibu perawat RS Siloam.
Perawat RS Siloam Sriwijaya berinisial CRS (28) menjadi korban penganiayaan keluarga pasien gara-gara persoalan infus.
Perawat perempuan itu ditampar, dijambak dan ditendang oleh ayah pasien hingga mengalami luka-luka dan trauma.
Mendengar kabar tersebut, Gubernur Sumatera Selatan ( Sumsel ) Herman Deru kemudian menghubungi keluarga CRS untuk menyampaikan rasa prihatin.
Sambungan video call itu diterima oleh ibu korban yang menceritakan beberapa informasi, termasuk rencana pernikahan CRS.
Menikah tahun ini
Dikutip dari Tribun Sumsel, ibunda CRS mengatakan anaknya akan menikah pada bulan Oktober 2021.
"Rencananya anak saya mau nikah bulan 10 ini Pak," ujar ibu CSR seperti yang terdengar dalam sambungan video call tersebut, seperti dikutip dari Tribun Sumsel, Sabtu (17/4/2021).
Mengetahui rencana itu, Herman Deru meminta agar dirinya diundang pada saat hari pernikahan CRS nanti.
"Oh ya mau nikah. Nanti undang-undang saya ya kalau nikah nanti ya," ujar Herman Deru yang disambut dengan perkataan iya oleh ibu CSR seraya tersenyum bahagia.
Saat melakukan video call, Herman Deru tampak mengenakan songkok Bugis atau songkok recca.
Dia juga menggunakan HP merek Apple iPhone.
Tak ingin ada penganiayaan lagi
Herman Deru berharap, peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak agar tidak mudah terbawa emosi.
Ketika sudah menyerahkan keluarga kepada pihak rumah sakit, maka keluarga juga diharapkan memercayakan keada tenaga kesehatan.
Dia juga tidak ingin kejadian serupa terulang lagi.
"Khususnya di wilayah Sumsel, semoga tidak terulang lagi. Saya berharap kita semua bisa ambil hikmahnya bahwa kejadian-kejadian seperti ini mungkin saja terjadi karena emosi yang spontanitas. Tapi harapan saya kepada seluruh pasien maupun keluarga pasien, ketika sudah menyerahkan keluarganya dirawat di salah satu rumah sakit atau klinik, ya kita percayakan saja. Jangan sampai ada kejadian penganiayaan seperti ini," ujarnya usai menelepon ibu CRS.
Awalnya karena infus
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubag Humas) Polrestabes Palembang, Komisaris Polisi (Kompol) M Abdullah menjelaskan, peristiwa penganiayaan itu bermula karena masalah infus.
Ayah pasien, Jason Tjakrawinata atau JT, datang ke rumah sakit dan mengetahui tangan anaknya berdarah setelah perawat melepaskan infus.
"Kemudian pelaku ini meminta korban untuk datang ke ruang perawatan anaknya. Korban akhirnya datang bersama teman perawatnya yang lain untuk meminta maaf," tutur Abdullah, Jumat (16/4/2021).
Namun tiba-tiba, pelaku JT menampar perawat perempuan tersebut dan meminta korban bersujud untuk minta maaf pada keluarganya.
Saat CRS bersujud, JT malah menendang perutnya hingga tersungkur.
"Rambut korban juga sempat dijambak oleh terlapor. Korban berhasil keluar kamar setelah diselamatkan rekannya," kata dia.
Jadi tersangka
Tak lama kemudian, JT ditangkap oleh polisi pada Jumat (16/4/2021) malam.
Kini, status JT telah ditetapkan sebagai tersangka.
JT disangkakan Pasal 351 KUHP mengenai penganiayaan.
"Tersangka diancam penjara selama dua tahun. Hasil pemeriksaan tersangka sudah mengakui seluruh perbuatannya," kata Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Irvan Prawira saat melakukan gelar perkara, Sabtu.(*)