Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Kopel Pertanyakan Refocusing Anggaran APBD Makassar untuk Beli Kontainer

Refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19, lanjut Herman, memang kewenangan Pemkot Makassar tanpa perlu persetujuan

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/FADLY ALI
Peneliti Senior Kopel Indonesia Herman 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Komisi Pengawas Legislatif (Kopel) menyoal refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar tahun anggaran 2021 sebesar Rp 380 miliar.

Peneliti Senior Kopel Indonesia, Herman, mengatakan soal jumlah anggaran penanganan Covid-19 di Kota Makassar ia tak mempersoalkan.

"Kita tidak persoalkan jumlahnya, lebih dari itupun tak jadi soal. Yang terpenting adalah dialokasikan untuk apa anggaran sebesar itu," ujarnya. 

Refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19, lanjut Herman, memang kewenangan Pemkot Makassar tanpa perlu persetujuan DPRD Makassar.

"Namun bukan berararti seenaknya saja menggunakan anggaran itu tanpa kendali. DPRD tetap harus tagih dan minta ke Pemkot agar nanti ada evaluasi perkembangan penanganan Covid," ujarnya.

"Jangan hanya memanggil sekadar mendengar dan terkesan seremoni saja, tapi DPRD harus menggunakan kewenangannya sejauh mana anggaran Covid digunakan tanpa ada penyimpangan," tambah Herman.

Termasuk, kata dia, perkembangan kasus Covid-19 Kota Makassar, agar anggaran tersebut rasional antara jumlah dan alokasinya. 

Sekadar diketahui, DPRD Kota Makassar memanggil Pemkot beberapa hari lalu melakukan presentasi di DPRD soal refocusing tersebut.

Namun Ketua Badan Anggaran Adi Rasyid Ali kepada awak media mengeluhkan karena data rincian penggunaan aggaran Covid-19 ini tidak disampaikan ke DPRD. 

"Hanya sekedar paparan saja tapi dokumennya tidak dikasih ke DPRD," kata Herman.

Salah satu yang disoroti oleh Kopel dalam anggaran refocusing Covid-19 ini adalah pengadaan kontainer setiap kelurahan dengan harga Rp 100 juta per kontainer.

"Urgensinya, untuk apa itu kontainer dalam penanganan Covid ini. Jumlah kelurahan 153 kelurahan, jadi anggaran yang terserap sebesar Rp 15,3 miliar," ujarnya.

Herman mengingatkan jika pengadaan kontainer ini jadi dilaksanakan, nasibnya akan sama dengan tempat sampah gendang dua. 

"Ingat pengadaan tempat sampah gendang dua di pinggir jalan TA 2017 lalu? Habis anggaran Rp 2,7 miliar, apakah warga memanfaatkannya? Tidak! Ini semua pemborosan anggaran. Nasibnya akan sama dengan kontainer ini," ujarnya.

Dari refocusing anggaran ini pula, Pemkot juga akan merekrut relawan Covid-19 setiap RT sebanyak 3 orang yang disebutnya sebagai Detektor yang akan digaji Rp 350 ribu per bulan selama 8 bulan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved